Kenaikan Harga Pangan di Pacitan Ditengarai Aksi Spekulan

Kenaikan Harga Pangan di Pacitan Ditengarai Aksi Spekulan Hj. Ani Yustiani (kanan) Kabag Administrasi Perekonomian, Setkab Pacitan saat melakukan tinjau lapangan sentra industri batik Pacitan beberapa waktu lalu. foto: yuyun/ BANGSAONLINE

PACITAN, BANGSAONLINE.com – Kanaikan harga pangan yang terjadi di Pacitan dan sekitarnya tidak sekadar akibat anomali cuaca, melainkan ditengarai aksi spekulan. Sebab beberapa daerah di sekitar Pacitan juga mengalami kenaikan harga seperti yang terjadi di Kabupaten Wonogiri.

Kabupaten yang berjarak sekitar 45 kilometer (km) dari Kota Pacitan tersebut juga mengalami musim larang pangan. Menurut Wakijo, salah seorang pedagang, meskipun harga beras panenan petani anjlok, namun beberapa harga komoditas lainnya mulai melangit.

Seperti halnya cabe rawet merah yang detik ini sudah bertengger di kisaran Rp 70.000 per kilogramnya (kg). Begitu juga sayuran juga terus melangit.

"Kangkung saja per untingnya (sekira 0,5 kg) yang semula dijual 500 perak, sekarang naik jadi Rp 1.500. Begitu pun kacang panjang, yang saat ini dijual seharga Rp 8.000 per unting," kata Wakijo, saat ditemui di Pasar Tradisional Arjowinangun, Pacitan, Senin (14/3).

Namun berbeda dengan harga beras. Bagi petani, lanjut dia, saat ini bukanlah saat bersuka cita. Pasalnya, disaat panenan melimpah, harga beras justru anjlok. Menurut Wakijo, harga beras panenan petani, yang semula dijual seharga Rp 9.300 per kg, sekarang turun tinggal Rp 7.300 per kg. "Kalau beras memang sempat anjlok. Petani pusing, disangka dengan panenan melimpah harga stabil. Namun justru sebaliknya," tutur dia.

Sementara itu, Kepala Bagian Administrasi Perekonomian, Setkab Pacitan, Hj. Ani Yustiani, mengakui memang ada kenaikan harga signifikan dalam 2-3 pekan terakhir ini. Hal tersebut lebih dipengaruhi faktor iklim yang menyebabkan terkendalanya penanganan paska panen.

"Itu terjadi utamanya pada komoditas bawang merah, bawang putih, serta cabe," timpal Ani, ditempat terpisah.

Selain kendala iklim, Ani juga menyebutkan, kenaikan harga sayuran hampir disemua daerah, khususnya Jatim dan Jateng, juga dipengaruhi kendala transportasi darat. "Ulah spekulan yang memanfaatkan kondisi juga menjadi sebab terjadinya kenaikan harga sejumlah komoditi sayuran," beber dia.

Sempat terjadi kenaikan harga signifikan, namun ketersediaan barang dipasaran sejauh ini masih relatif aman. "Kami terus melakukan monitoring dan evaluasi dilapangan," pungkasnya. (yun/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO