Lima Dinasti Politik Tumbang dalam Pilkada Serentak, Siapa Saja Mereka?

Lima Dinasti Politik Tumbang dalam Pilkada Serentak, Siapa Saja Mereka? Bakal calon Wali Kota Pasuruan Hasani (tengah) dan wakilnya Muhammad Yasin (kanan) naik becak saat akan mendaftar ke kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Pasuruan beberapa waktu lalu.

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Pilkada serentak 9 Desember lalu menjadi ajang percaturan politik dinasti di daerah. Ini diperkuat oleh Mahkamah Konstitusi yang membatalkan larangan kekerabatan dalam perpolitikan di daerah sebagai bagian dari Hak Asasi Manusia.

"Harus diakui, Pilkada serentak 9 Desember kemarin menjadi saksi tumbang dan bertahannya secara bersamaan berbagai dinasti politik di daerah," kata Pakar Politik Universitas Indonesia (UI) Maswadi Rauf seperti dilansir Republika.co.id, Jumat (11/12).

Hasil sementara pilkada menunjukkan tidak semua dinasti politik mampu bertahan, walaupun ada beberapa yang tetap bertahan.

Menurutnya, ada lima dinasti politik yang tumbang dalam Pilkada 9 Desember lalu. Selain itu, ada lima dinasti politik yang masih berjaya.

1. Dinasti 'Ahok'di Belitung Timur

Adik Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Basuri Tjahaja Purnama, dikalahkan kakak dari Yusril Ihza Mahendra, Yuslih Ihza, di pilkada serentak Kabupaten Belitung Timur. Basuri merupakan pejawat yang melanjutkan dinasti politik yang ditinggalkan Ahok di Belitung Timur. Kelurga Ahok diyakini telah memiliki akar yang kuat di masyarakat sehingga kekalahan dalam pilkada 2015 merupakan tamparan bagi dinasti lokal.

2. Dinasti Politik 'Idham Samawi' di Kabupaten Bantul

Kabupaten Bantul merupakan basis kuat pendukung PDI Perjuangan, hal ini tidak lepas dari peran mantan bupati Bantul dua periode Idham Samawi selama 1999 hingga 2010. Pada Pilkada serentak 9 Desember lalu, istri Idham Samawi Sri Suryawidati yang juga pejawat (incumbent) berpasangan dengan Misbakhul Munir. Namun, Sri Surya Widati harus mengaku kalah dengan pasangan Suharsono dan Abdul Halim Muslikh.

3. Dinasti Politik 'Yasin Limpo' di Kabupaten Soppeng dan Gowa

Selain di Bantul, kegagalan politik dinasti lain juga dapat dilihat di Kabupaten Soppeng Sulawesi Selatan. Dinasti politik 'Yasin Limpo' yang dipimpin Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasil Limpo, pada pilkada serentak di Kabupaten Soppeng, mencalonkan besannya Lutfi Halide yang berpasangan dengan Andi Zulkarnaen Soetomo. Lutfi harus menelan kekalahan dengan pasangan Andi Kaswadi Razak-Supriansah. Padahal, pasangannya Andi Zulkarnaen Soetomo merupakan anak dari Bupati Soppeng periode 2005-2015 Andi Soetomo.

Di Kabupaten Gowa bahkan sesama bagian keluarga 'Yasin Limpo' bertarung.

Tenri Olle Yasin Limpo yang tak lain adalah kakak kandung Gubernur Sulawesi Selatan, berpasangan dengan Khairil Muin harus kalah dengan rivalnya yang juga keponakannya sendiri Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo. Tenri Olle Yasin Limpo sebelumnya menjabat anggota DPRD Sulsel. Sedangkan Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo berpasangan dengan Abd Rauf Kr Kio.

4. Dinasti Politik 'Hasani' di kota Pasuruan.

Calon Wali Kota Hasani yang juga pejawat berpasangan dengan Mukhamad Yasin. Hasani juga menjabat Wali Kota Pasuruan sejak 18 Oktober 2010 memiliki dinasti politik di legislatif DPRD kota pasuruan 2014-2019. Setidaknya ada empat keluarga Hasani yang menjadi anggota legislatif, diantarana dua anaknya Ismail Marzukie dan Indra Iskandar serta keponakannya Muhammad Andie Githa dan menantu Noor Achmad Trimayudha. Semuanya berangkat dari partai yang sama, yakni Partai Kebangkitan Bangsa.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO