Petugas ketika meninjau stok pupuk di gudang penyimpanan Petrokimia Gresik. Foto: Ist
GRESIK, BANGSAONLINE.com - Petrokimia Gresik menyiapkan stok pupuk bersubsidi nasional sebanyak 236.486 ton untuk menghadapi Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Jumlah ini berada di atas ketentuan safety stock dan dinilai cukup memenuhi kebutuhan petani selama beberapa pekan ke depan.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Daconi Khotob, menyampaikan bahwa stok pupuk telah tersedia di gudang Lini III (kabupaten/kota) dan siap didistribusikan ke Penerima Pupuk pada Titik Serah (PPTS).
"Petrokimia Gresik berkomitmen mendukung peningkatan produktivitas pertanian dan terwujudnya swasembada pangan nasional. Petani tidak perlu khawatir selama libur Nataru, karena stok pupuk telah kami siapkan dengan cukup di gudang-gudang dan siap didistribusikan ke PPTS untuk ditebus petani. Dengan demikian, proses pemupukan tetap dapat berlangsung,” paparnya, Selasa (30/12/2025).
Per 24 Desember 2025, stok pupuk terdiri dari Urea bersubsidi 18.635 ton, NPK Phonska 164.747 ton, Petroganik 49.247 ton, dan ZA bersubsidi 3.856 ton. Selain itu, perusahaan juga menyiapkan pupuk nonsubsidi seperti Urea, NPK, dan ZA.
"Kami juga sering blusukan ke daerah-daerah untuk memastikan stok langsung di lapangan dan memastikan pupuk bersubsidi diterima oleh petani terdaftar. Ini sebagai komitmen Petrokimia Gresik untuk menjamin kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi sesuai regulasi," kata Daconi.
Ia mengimbau petani segera memanfaatkan alokasi pupuk bersubsidi tahun 2025 sebelum tahun anggaran berakhir. Penyaluran pupuk selanjutnya akan mengikuti alokasi baru tahun 2026 sesuai ketentuan.
Lebih lanjut, Daconi menegaskan Petrokimia Gresik siap mendukung pelayanan penebusan pupuk bersubsidi mulai 1 Januari 2026. Hal ini sejalan dengan regulasi terbaru tata kelola pupuk bersubsidi, yakni Perpres Nomor 6 Tahun 2025 yang diperbarui dengan Perpres 113/2025.
Menurut dia, kebijakan baru pemerintah memberikan kemudahan bagi petani, mulai dari pupuk bisa ditebus awal tahun hingga cukup menggunakan KTP. Pemerintah juga menurunkan harga pupuk bersubsidi sebesar 20 persen.
"Kami mendukung optimalisasi kebijakan tersebut melalui produksi yang optimal dan ketersediaan yang cukup sesuai regulasi. Ketika petani membutuhkan pupuk, sudah ada di PPTS, sehingga produktivitas pertanian dapat ditingkatkan dalam rangka mewujudkan swasembada pangan nasional," pungkasnya. (hud/mar)






