Pergunu Pernah Tidur Panjang saat Orde Baru, Tapi Tak Pernah Membubarkan Diri

Pergunu Pernah Tidur Panjang saat Orde Baru, Tapi Tak Pernah Membubarkan Diri DARI KIRI: Dr Ahmad Hidayatullah, Prof Dr Junaidi, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, Dr. KH. Isroqunnajah, M.Ag, dan Abdul Mujib. Foto: MMA/bangsaonline

MALANG, BANGSAONLINE.com – Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu) Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, menegaskan bahwa Pergunu sempat tidur panjang alias vakum tanpa kegiatan selama puluhan tahun.

“Tapi belum pernah membubarkan diri,” kata Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA dalam pelantikan Pergunu Kota Malang di auditorium Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Malang, Ahad (16/11/2025).

Kiai Asep menyampaikan itu mengomentari lagu mars Pergunu yang dinyanyikan saat pembukaan acara pelantikan dan seminar yang digelar Pergunu Kota Malang.

“Tadi dalam lagu mars Pergunu disebutkan, bangkitlah dari tidurmu yang panjang,” ujar pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu .

Dalam lagu mars Pergunu yang diciptakan H. A. Fathillah & Zainal Abidin MB ada bait: 

Wahai Para Guru Bintang Sembilan 

Bangkitlah dari Tidurmu yang Panjang

Bersatulah di Pergunu untuk Berjuang

Mengajar dengan Ikhlas dan Lapang

Menurut Kiai Asep, Pergunu didirikan pada tahun 1952. 

“Namun embrionya sudah lahir sejak 1938. Saat itu bernama Perguruan Nahdlatul Ulama,” tutur Kiai Asep.

Tapi ketika pemerintahan Orde Baru lahir pada 1966, Pergunu tak bisa bergerak.

“Pada 1968 Pergunu sudah mati,” tambah putra pahlawan nasional KH Abdul Chalim tersebut.

Pemerintahan Orde Baru dimulai tahun 1966, diawali dengan dikeluarkannya Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret). Saat itulah Soeharto menjadi presiden menggantikan Soekarno.

Menurut Kiai Asep, Pergunu tidur panjang semasa Orde Baru karena kebijakan politik Presiden Soeharto yang menekankan mono loyalitas kepada Golkar.

“Hanya PGRI yang bisa berkembang,” tegas kiai miliarder tapi dermawan itu.

Pada 21 Mei 1998 Presiden Soeharto lengser setelah berkuasa selama 32 tahun. Keputusan ini diambil karena Soerhato mendapat tekanan dari rakyat -terutama mahasiswa – lewat demo besar-besaran. Saat itu Indonesia mengalami krisis ekonomi dan Soeharto dianggap represif dan diktator.

“Baru pada Muktamar NU di Makassar Pergunu dibangunkan kembali, diaktifkan kembali secara resmi,” ujar Kiai Asep. Muktamar ke-32 NU di Makassar berlangsung pada 2010.

Sejak itulah Kiai Asep memimpin Pergunu. Otomatis harus membabat alas. Yaitu mendirikan cabang dan wilayah seluruh Indonesia. Dengan uang pribadi.

Kini Pergunu merupakan Badan Otonom (Banom) NU paling masif dan paling aktif serta paling banyak kegiatannya. 

Sementara pelantikan pengurus baru Pergunu Kota Malang dilakukan oleh Abdul Mujib, Ketua PW Pergunu Jatim. Kini Ketua Pergunu Kota Malang adalah Dr Syamsuddin yang merupakan Kepala Madrasan Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Malang. 

Selain Kiai Asep, hadir sebagai nara sumber dalam seminar yang digelar Pergunu Kota Malang tersebut adalah Rektor Unisma Malang Prof Dr Junaidi dan Kepala Biro Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) Kemneterian Agama Republik Indonesia Dr Ahmad Hidayatullah. 

Dalam acara yang diikuti sekitar 150 peserta itu juga hadir menyampaikan sambutan Ketua PCNU Kota Malang Dr. KH. Isroqunnajah, M.Ag.