Kepala BPJS Kesehatan Cabang Gresik, Janoe Tegoeh Prasetijo.
GRESIK, BANGSAONLINE.com - Dalam nuansa peringatan Hari Pahlawan, semangat gotong royong yang menjadi napas bangsa Indonesia kembali digaungkan, terutama melalui program JKN atau Jaminan Kesehatan Nasional yang dikelola BPJS Kesehatan. Program ini menjadi bukti nyata solidaritas sosial di tengah tantangan kesehatan yang semakin kompleks.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Gresik, Janoe Tegoeh Prasetijo, menegaskan bahwa jutaan rakyat Indonesia rutin membayar iuran JKN bukan sekadar kewajiban administratif, melainkan bentuk kepedulian sosial.
“Sebagaimana diketahui, setiap bulan, jutaan rakyat Indonesia secara rutin membayar iuran JKN bukan semata kewajiban administratif, tetapi bentuk nyata solidaritas dan kepedulian sosial. Sistem ini menghidupkan prinsip dari kita untuk bersama, di mana peserta yang sehat membantu mereka yang sedang sakit,” ujarnya, Kamis (6/11/2025).
Program JKN dijalankan dengan prinsip gotong royong, di mana kontribusi peserta dikumpulkan dalam satu dana untuk menanggung biaya pelayanan kesehatan bagi yang membutuhkan. Menurut Janoe, sistem ini menciptakan ekosistem saling menolong dan menjadikan setiap peserta sebagai pahlawan bagi sesama.
“Secara keseluruhan, JKN membentuk budaya saling menolong yang nyata. Dengan partisipasi aktif dan tertib iuran masyarakat, keberlangsungan dukungan kesehatan bagi semua lapisan bisa terus terjaga,” tuturnya.
Ia pun mengajak masyarakat untuk menjaga keberlanjutan program dengan langkah sederhana namun bermakna: membayar iuran tepat waktu.
“Salah satu langkah paling sederhana namun bermakna adalah membayar iuran JKN tepat waktu, karena iuran peserta yang sehat digunakan untuk membayar biaya berobat peserta yang sakit. Dengan membayar iuran secara rutin, kita sebenarnya sedang menolong sesama dan menjadi bagian dari semangat kepahlawanan itu sendiri,” paparnya.
Ia menambahkan, masyarakat dapat mendukung JKN dengan mengajak orang sekitar disiplin membayar iuran, meningkatkan literasi melalui konten edukasi BPJS Kesehatan di media sosial, serta melawan hoaks seputar layanan BPJS.
Partisipasi aktif juga bisa dilakukan dengan melapor melalui kanal pengaduan resmi jika menemukan pelayanan yang tidak sesuai prosedur.
“Tak hanya itu, masyarakat juga bisa berpartisipasi aktif dalam pengawasan layanan dengan melapor melalui kanal pengaduan resmi BPJS Kesehatan apabila menemukan pelayanan yang tidak sesuai prosedur. Semua bentuk keterlibatan ini merupakan wujud nyata semangat gotong royong,” kata Janoe.
Salah satu peserta JKN asal Kabupaten Gresik, Endang (63), merasakan langsung manfaat program ini. Ia menjalani pengobatan rutin untuk penyakit jantung dan menyadari bahwa biaya pengobatannya berasal dari iuran peserta lain.
“Saat saya sehat, iuran saya untuk membantu yang sakit. Sekarang giliran saya sakit, saya berarti dibantu oleh peserta lain yang sehat,” akunya.
Endang juga mengenang suaminya yang telah meninggal karena diabetes, dan selama masa pengobatan, seluruh biaya ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
“Saya sangat berterima kasih dan sangat bersyukur. Jika tidak ada BPJS Kesehatan, saya pasti kebingungan cari uang untuk pengobatan yang sangat mahal,” tuturnya. (rom)







