29 dari 34 Pria Pesta Gay Positif HIV Usai Diperiksa Polisi dan Dinkes Surabaya

29 dari 34 Pria Pesta Gay Positif HIV Usai Diperiksa Polisi dan Dinkes Surabaya Para pelaku pesta gay saat diekspose dalam konferensi pers yang digelar Polrestabes Surabaya.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Polrestabes Surabaya bersama Dinas Kesehatan melakukan tes HIV terhadap 34 pria yang sebelumnya diamankan dalam sebuah penggerebekan di Midtown Residence. Pemeriksaan dilakukan setelah adanya laporan kegiatan pesta seks sesama jenis (gay) yang melibatkan para pria tersebut.

Kepala Dinkes Surabaya, Nanik Sukristina, mengungkapkan bahwa hasil tes menunjukkan 29 dari 34 orang dinyatakan positif HIV.

“Dari 34 orang diperiksa ada 29 orang yang positif,” ucapnya, Rabu (22/10/2025).

Ia menambahkan, pihaknya saat ini tengah berkoordinasi dengan Polrestabes Surabaya untuk melakukan pemantauan dan pengobatan terhadap mereka yang terdeteksi positif, mengingat proses hukum masih berjalan.

“Berkoordinasi dengan Polrestabes untuk pemantauan pengobatan mengingat mereka masih dalam proses penyidikan,” katanya.

Tes HIV dilakukan setelah Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya melakukan pemeriksaan terhadap para peserta pesta gay. Berdasarkan pengakuan yang diperoleh, puncak acara melibatkan tindakan seksual berisiko tinggi.

Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya, Iptu Eddie Octavianus Mamoto, menyebutkan bahwa dari hasil pemeriksaan, setidaknya terdapat tujuh pria yang menjadi korban tindakan seksual oleh peserta lain.

“Jadi ada 7 peserta gay yang menjadi pelampiasan seks oleh peserta lain. Karena dari keterangan itu lantas kami lakukan pemeriksaan tes HIV atau AIDS ke Dinas Kesehatan Surabaya,” ujarnya, Kamis (23/10/2025).

Terkait identitas para pria yang dinyatakan positif HIV, baik Dinas Kesehatan maupun Polrestabes Surabaya tidak memberikan keterangan lebih lanjut demi menjaga privasi dan kerahasiaan data pasien.

“Kalau untuk identitas masing-masing yang mengidap HIV kami tidak bisa memberikan keterangan karena itu privasi dan identitas pasien dilindungi,” kata Eddie. (rus/mar)