
SIDOARJO,BANGSAONLINE.com -Evakuasi korban ambruknya musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo bakal mengerahkan menggunakan alat berat.
Langkah ini ditempuh setelah keluarga korban memberikan persetujuan dalam pertemuan antara wali santri dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNP) dan Basarnas, Kamis (2/10/2025).
Pertemuan tersebut juga dihadiri Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Pertemuan digelar di dalam tenda darurat yang berada di sekitar lokasi kejadian.
Pratikno menjelaskan, proses komunikasi dengan keluarga santri dilakukan setiap hari guna memantau perkembangan terbaru.
“Tadi barusan kita dipimpin Pak Kepala BNPB berdialog lagi, karena setiap hari terus dilakukan komunikasi dengan keluarga para santri,” ungkapnya dalam konferensi pers di Posko Basarnas, Kamis (2/10/2025).
Dalam dialog tersebut, pemerintah melalui Basarnas menjelaskan kondisi terbaru kepada para keluarga korban. Yakni tidak lagi ditemukan tanda-tanda kehidupan di dalam reruntuhan musala.
“Dan oleh karena itu, keluarga juga setuju untuk penggunaan alat berat,” beber Pratikno.
Kata Pratikno, penggunaan alat berat akan dilakukan dengan sangat hati-hati.
“Jadi mohon doanya semoga para korban masih ditemukan selamat. Terus berdoa untuk itu. Semoga juga keluarga korban diberi kelapangan, kesabaran dan keikhlasan menghadapi musibah yang memprihatinkan ini,” harap Pratikno.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menambahkan, setelah penemuan terakhir korban dalam kondisi selamat pada Rabu (1/10/2025) kemarin malam, pihaknya menggelar rapat koordinasi.
Dan dinyatakan pencarian yang menggunakan alat-alat canggih, diantaranya Drone Thermal, tidak lagi ditemukan tanda-tanda kehidupan.