
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Fenomena keterlambatan jadwal, perubahan rute, hingga transit mendadak masih menjadi masalah klasik dalam dunia penerbangan Indonesia. Tak jarang, penumpang harus menunggu berjam-jam di bandara.
Hal tersebut dialami oleh anggota DPD RI asal Jatim, Lia Istifhama atau yang akrab disapa Ning Lia, saat menggunakan Lion Air dari Bandara Juanda menuju Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Sabtu (27/9/2025).
Jadwal keberangkatan yang seharusnya pukul 05.15 WIB molor hingga pesawat baru lepas landas sekitar pukul 07.00 WIB. Tak hanya itu, maskapai juga melakukan perubahan rute dan transit mendadak, sehingga agenda kegiatan Ning Lia pun tertunda.
Meski sempat kecewa, Ning Lia tetap tenang berkat pelayanan kru pesawat yang dinilai ramah dan profesional, khususnya para pramugari.
“Kalau delay itu memang tidak mengenakkan, apalagi kalau sampai berjam-jam. Tapi ketika kru pesawat dan pramugari bersikap ramah, informatif, serta membuat penumpang merasa diperhatikan, suasana bisa lebih tenang dan tidak penuh keluhan,” ucapnya saat dikonfirmasi, Minggu (28/9/2025).
Politisi yang pernah dinobatkan sebagai Wakil Rakyat Terpopuler versi ARCI itu menilai pelayanan yang baik adalah kunci meredam stres penumpang. Ia mendorong evaluasi serius terhadap keterlambatan penerbangan yang masih kerap terjadi.
Meski menghadapi kendala teknis dan operasional, Ning Lia tetap mengapresiasi maskapai yang mampu menjaga kualitas pelayanan. Ia juga menyoroti pentingnya fasilitas pendukung seperti ruang tunggu yang layak, kompensasi sesuai regulasi, dan informasi yang transparan.
“Penumpang sebenarnya bisa memahami kendala teknis atau faktor cuaca. Yang paling penting jangan sampai merasa diabaikan. Komunikasi yang jelas, fasilitas tunggu yang nyaman, dan pelayanan kru yang baik bisa membuat delay tetap terasa manusiawi,” kata Putri Maskur Hasyim itu.
Sebagai solusi, pemerintah dan maskapai diminta untuk memperkuat regulasi serta pengawasan terhadap standar pelayanan minimum (SPM). Ia juga menekankan pentingnya pelatihan intensif bagi kru agar tetap sigap, ramah, dan komunikatif, serta penyediaan kompensasi dan fasilitas memadai saat terjadi delay panjang.
“Saya berharap maskapai di Indonesia tidak hanya fokus pada aspek teknis penerbangan, tetapi juga benar-benar memperhatikan kepuasan penumpang sebagai prioritas utama,” tuturnya. (mdr/mar)