Kasus Campak Meroket, Dinkes Jatim Turunkan Rekomendasi ORI ke Kabupaten Pamekasan

Kasus Campak Meroket, Dinkes Jatim Turunkan Rekomendasi ORI ke Kabupaten Pamekasan Ilustrasi penyakit campak

PAMEKASAN,BANGSAONLINE.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pamekasan menerima rekomendasi Outbreak Response Immunisation (ORI) dari Dinkes Provinsi Jawa Timur. Senin (25/8/2025)

Langkah ini dilakukan menyusul meningkatnya kasus campak di sejumlah wilayah, sehingga perlu dilakukan imunisasi tambahan untuk mencegah penyebaran penyakit.

Kepala Dinas Kesehatan Pamekasan, dr. Saifuddin, menjelaskan hasil pemeriksaan Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) oleh Balai Besar Labkesmas Surabaya menunjukkan adanya peningkatan kasus campak di Pamekasan.

Karena itu, diperlukan tindakan cepat berupa ORI di beberapa desa yang menjadi locus kasus tinggi.

“Wilayah yang menjadi sasaran ORI antara lain Desa Pamoroh, Jarin, Tanjung, Dasok, Larangan Badung, Gladak Anyar, Bugih, Pangbatok, Jambringin, Panaguan, Batu Kalangan, Groom, dan Kramat,” ungkapnya.

Ia menambahkan, hingga Agustus 2025 tercatat 123 kasus campak di Pamekasan. Meski demikian, seluruh kasus tertangani dengan baik tanpa komplikasi maupun kematian. 

Dinkes juga telah menerbitkan surat edaran kewaspadaan kepada seluruh fasilitas kesehatan agar menangani pasien sesuai standar serta menghimbau masyarakat agar anak-anak segera diimunisasi.

“Kalau capaiannya masih rendah, tentu resiko penularan akan meningkat. Misalnya bulan Juli lalu target capaian 55 persen, tapi ada wilayah yang baru 30 sampai 40 persen. Artinya, ada 10 hingga 20 persen anak-anak yang belum kebal campak, sehingga harus dilakukan imunisasi ulang, baik bagi yang sudah maupun yang belum pernah,” jelasnya.

Menurutnya, rendahnya capaian imunisasi dipengaruhi banyak faktor, salah satunya pemahaman masyarakat yang masih keliru. 

Edukasi sudah dilakukan ke sekolah, tokoh masyarakat, hingga melalui media, namun masih ada warga yang menolak karena berbagai isu, termasuk halal-haram vaksin.

“Ini tantangan kita. Kalau sudah muncul kasus, dampaknya dirasakan semua pihak. Karena itu, kita berharap semua elemen ikut berkontribusi mengedukasi masyarakat, termasuk memanfaatkan platform media sosial yang banyak digunakan saat ini,” pungkasnya. (dim/van)