
SAMPANG, BANGSAONLINE.com - Gubernur Khofifah mengajak masyarakat untuk mencintai dan mempromosikan batik tulis asli Sampang sebagai warisan budaya yang patut dibanggakan. Ajakan ini disampaikan saat mengunjungi Workshop Batik Tulis Shalempang di Sampang, Minggu (10/8/2025).
Menurut Khofifah, Batik Sampang memiliki kemiripan dengan Batik Pamekasan, namun dari segi pewarnaan cenderung lebih jernih dan mengarah ke warna alam.
“Sekilas ada kemiripan antara Sampang dan Pamekasan, namun terkait pewarnaan lebih jernih dan warna alam yang sangat mirip dengan Batik Cirebon,” ujarnya.
Ia menilai, kemiripan itu sebagai bentuk pertemuan budaya dari berbagai daerah di Indonesia. Batik, menurutnya, bukan sekadar kain, melainkan produk seni dan budaya yang memiliki nilai tinggi.
“Ini artinya juga ada pertemuan antar budaya. Sehingga pembatik itu sebenarnya pelaku seni, tapi dia juga industri. Seni membatik sendiri memiliki tahap yang luar biasa,” tuturnya.
Meski memiliki kualitas tinggi, Batik Sampang dinilai masih membutuhkan promosi lebih luas dibanding batik dari daerah Madura lainnya seperti Tanjung Bumi, Pamekasan, dan Sumenep yang lebih dikenal pasar.
“Karena di sini berada antara Tanjung Bumi yang luar biasa dan kemudian Pamekasan yang pemasarannya lebih bagus karena memang berani dengan warna dan desain kontemporer,” kata Khofifah.
Ia pun mengajak masyarakat untuk terus mendukung para pembatik lokal. Ia menekankan bahwa setiap daerah memiliki kekhasan tersendiri yang membuat batik selalu menarik untuk dipelajari.
“Saya ingin memberi penguatan bagi pelaku seni batik, pelaku industri batik. Ini budaya yang luar biasa terlahir dari nenek moyang kita,” ucapnya.
“Apalagi ini batik tulis, saya rasa susah untuk pemula. Pasti turun temurun bagaimana mencanting supaya tidak belepotan, proses melapisnya, mewarna hingga mencelup,” imbuhnya.
Sementara itu, pemilik Workshop Batik Tulis Shalempang, Ali Imron, menyampaikan terima kasih atas dukungan Gubernur Khofifah dan Pemprov Jatim terhadap perkembangan Batik Sampang.
“Kami mendapat Sertifikat Halal dan Sertifikat Industri Hijau yang masih dalam proses,” katanya.
Ia juga mengaku telah mengikuti Misi Dagang Pemprov Jatim ke berbagai provinsi di Indonesia. Workshop Batik miliknya berdiri sejak 2001, dengan tradisi membatik yang diwariskan dari keluarga istrinya, generasi ketujuh pembatik. (dev/mar)