
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan optimismenya bahwa Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) menjadi lokomotif inovasi dan memberikan solusi konkret di tengah tantangan disrupsi teknologi yang kian pesat.
“Disrupsi teknologi telah mengubah lanskap dunia kerja secara signifikan. Banyak pekerjaan yang kini digantikan oleh mesin dan kecerdasan buatan,” ujar Gubernur Khofifah saat Gala Dinner bersama Majelis Senat Akademik PTN BH se-Indonesia di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (19/6/2025) malam.
“Karena itu, PTN BH harus hadir sebagai garda terdepan untuk melahirkan inovasi dan memecahkan berbagai persoalan bangsa. Seperti membuka peluang kerja baru dan menjawab tantangan zaman,” imbuh Khofifah.
Ia mencontohkan penggunaan teknologi dalam sektor peternakan yang disaksikan saat mendampingi Wapres RI Gibran Rakabuming Raka di Blitar. Di sana, sebuah peternakan ayam petelur mampu mengelola 24 ribu ekor hanya dengan tiga orang pekerja, berkat sistem digitalisasi dan otomasi.
“Ini menjadi refleksi kita bersama, bahwa teknologi dapat menggantikan manusia jika kita tidak mampu beradaptasi. Maka dibutuhkan inovasi yang tidak hanya canggih, tetapi juga memberdayakan,” tegasnya.
Maka dari itu, Khofifah menekankan pentingnya peran strategis perguruan tinggi sebagai garda terdepan dalam merespons berbagai persoalan bangsa, termasuk persoalan rendahnya serapan tenaga kerja akibat transformasi digital.
Melalui pertemuan ini, diharapankan menghasilkan kolaborasi strategis antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah dalam menciptakan lapangan kerja, mendorong kemandirian bangsa, dan memperkuat daya saing di era digital.
Menurutnya, peran dan kontribusi nyata dari rektor dan guru besar dalam menyumbangkan pemikiran strategis harus segera diimplementasikan demi kemaslahatan masyarakat.
“Permasalahan masyarakat saat ini membutuhkan buah pikiran, inovasi, dan solusi dari para akademisi. Ini saatnya dunia kampus membuktikan bahwa mereka bukan hanya mencetak lulusan, tetapi juga mampu menciptakan perubahan,” tegas Khofifah.
Ia juga menitipkan pesan agar forum ini dapat memaksimalkan konsep perguruan tinggi berdampak sehingga mampu melahirkan aksi nyata dan terukur, khususnya dalam merancang program pendidikan tinggi yang berdampak langsung terhadap peningkatan kompetensi dan kesiapan kerja lulusan, serta penciptaan lapangan kerja.
Khofifah berharap agar PTN BH bisa mengimplementasikan 'Kampus dan Pendidikan Tinggi Berdampak'. Sama dengan keinginan pemerintah agar birokrasi berdampak bisa dilakukan di semua lini.
“Pemprov Jatim selalu mendorong Birokrasi Berdampak kepada seluruh perangkat daerah agar setiap program dan anggaran yang digunakan harus berdampak langsung kepada masyarakat. Prinsip ini juga saya harap bisa diterapkan di dunia pendidikan tinggi, yakni Kampus Berdampak serta Dikti Berdampak,” jelasnya.
Khofifah pun mengajak seluruh pemangku kepentingan perguruan tinggi untuk terus mendorong budaya inovasi dan semangat pembelajar yang tak lekang oleh zaman. Sebagai contoh, seluruh program yang dijalankan Pemprov Jatim dirancang dengan indikator dampak yang jelas dan terukur baik output dan outcome, agar penggunaan anggaran bisa dipertanggungjawabkan secara transparan dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas.
Khofifah menyebut, kolaborasi PTN BH dengan Pemerintah daerah dalam penguatan di berbagai sektor sebagai wujud kampus berdampak yang tercermin dalam pembangunan, pertumbuhan ekonomi hingga kedaulatan pangan.
Pemprov Jatim saat ini fokus agar lulusan lulusan SMK bersambung langsung dengan dunia kerja dan dunia usaha sehingga bisa mandiri. Pada jenjang SMA, Pemprov Jatim juga telah menyiapkan SMA Double Track agar mereka tersambung dengan dunia kerja dan dunia usaha.
"Hari ini kita ditantang untuk melahirkan inovasi, kreativitas, dan outcome baru yang mampu menjawab kompleksitas tantangan yang dihadapi masyarakat, bangsa, dan negara,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Rektor I Bidang Pendidikan Kemahasiswaan dan Alumni Unesa Dr. Martadi dalam laporannya mengatakan, acara ini dilaksanakan dua hari dan diikuti 170 delegasi Majelis Senat dari 24 PTN BH di seluruh Indonesia.
Nantinya, kegiatan ini akan mengangkat Tema yakni 'Mengkaji Ulang SPMB Untuk Sinkronisasi dengan Sistem Pendidikan Dasar dan Menengah.
"Kami berharap selama dua hari di Jatim bisa membahas berbagai persoalan penting di dunia kampus dan persoalan di tengah tengah masyarakat," pungkasnya.
Sementara itu,Wakil Ketua MSA PTN BH dari Universitas Andalas Padang Prof Syafrizal mengatakan, kegiatan ini merupakan suatu forum mendampingi pimpinan dan para rekttor untuk memberikan kontribusi masukan sekaligus mengawal Korps PTN BH menjadi lebih baik.
"Kegiatan senat akademik ini kita dimanfaatkan untuk membahas isue isue maupun permasalahan yang terjadi di lingkungan kampus. Kegiatan ini kami gilir dan dilakukan forum diskusi setiap triwulan atau 4 kali dalam setahun," ungkapnya. (dev/msn)