
TUBAN,BANGSAONLINE.com - Pepeng Putra Wirawan, ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Jatim akhirnya membuka kembali Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kwan Sing Bio Tuban.
Sebab, sejak Senin (09/06/2025) petang lalu TITD Kwan Sing Bio Tuban digembok dan pada Rabu (11/06/2025) siang hari ini Pepeng membuka paksa seluruh pagar di pintu kelenteng yang tergembok.
Setiba di lokasi dan di hadapan dua satpam kelenteng yang berjaga di luar gerbang, Pepeng me-loundspeaker percakapannya dengan Paulus Willy Afandy, salah satu tiga orang dari surabaya yang dimandati mengelola kelenteng Tuban.
Terdengar dari telepon, pengelola mempersilakan membuka paksa gerbang kelenteng.
Sebenarnya, Pepeng yang memperjuangkan perdamaian kemelut di internal kelenteng tersebut menghendaki gerbang TITD Kwan Sing Bio dibuka baik-baik tanpa merusak.
Namun, karena Tjing Hai atau Soejanto, karyawan pengelola kelenteng yang membawa kunci gerbong gerbang tidak menjawab panggilannya, Pepeng mengambil jalan pintas.
Dia sendiri yang memerintahkan pekerjanya menggunting gembok. Dimulai gembok gerbang barat. Setelah itu, dilanjutkan gembok gerbang utama.
Ketika hendak masuk altar, lagi-lagi owner Fave Hotel Tuban itu terhalang masuk karena pintunya juga digembok.
Setiap kali gembok terpotong, Pepeng sendiri yang mengawali membuka gerbang dan pintunya.
Setelah meninjau area altar, Pepeng kemudian menyalakan sejumlah lilin. Sebelum meninggalkan kelenteng, Pepeng juga menyempatkan diri sembahyang di altar tengah.
‘’Saya sampaikan kepada umat, mulai hari ini, kelenteng Kwan Sing Bio resmi tetap dibuka,’’ tegasnya.
Pepeng menegaskan siapa pun boleh beribadah. Itu pun dengan catatan mereka yang terlibat konflik tidak boleh masuk kelenteng.
‘’Saya yang bertanggung jawab. Kalau itu (terlibat konflik) saya tolak. Tidak boleh masuk,’’ tegasnya.
Pepeng menyampaikan pertimbangan membuka karena tempat ibadah tersebut karena milik umum. Karena itu, tidak boleh sejumlah pribadi menutupnya.
Putra mantan ketua umum TITD Kwan Sing Bio Tuban periode 1990-an, mendiang Lubian Jaya Wirawan itu kemudian menyampaikan filosofi nyala lilin sumbangan umat di seluruh di Indonesia.
‘’Kita hargai. Karena lilin sesuatu yang sakral. Mereka (umat) percaya kepada Kongco. Ini adalah salah satu kebahagiaan dan hoki,’’ ujarnya.
Pepeng juga menyatakan bertanggung jawab bahwa selama satu bulan kelenteng harus dibuka.Dia mengaku akan ikut dan mengetahui kondisi kelenteng saat ini.
‘’Saya tidak ingin konflik berkepanjangan. Saya harus buka kelenteng. Terpaksa saya potong,’’ tegas dia.
Menurutnya, pihak yang menggembok kelenteng tersebut adalah pengelola. Sebab, lanjut Pepeng, penggembokan terjadi karena keributan yang terjadi pada Minggu (08/06/2025).
Keributan dimaksud adalah upaya Tjong Ping bersama pengurus-penilik terpilih, dan umat yang hendak puak pwee setelah pemilihan.
Dengan menutup total gerbang kelenteng, kata Pepeng, pihak pengelola berharap Tjong Ping tidak kembali masuk.
‘’Dikhawatirkan pihak Tjong Ping masuk lagi ke kelenteng, makanya digembok,’’ ujar pria bernama Tionghoa, Oei Khay Sian itu.
Ia menambahkan, pengelola sebelumnya tidak akan membuka kelenteng jika tidak ada kesepakatan dengan pihak yang berkonflik.
‘’Karena itulah, saya (minta, Red) membuat surat pernyataan. Satu bulan ini harus dibuka. Kubu Tjong Ping tidak boleh masuk,’’ pungkasnya. (coi/van)