Pasca-Terbakar, Smelter Freeport Indonesia di Gresik Beroperasi Lebih Cepat

Pasca-Terbakar, Smelter Freeport Indonesia di Gresik Beroperasi Lebih Cepat Chairman of the Board Freeport-McMoRanRichard C. Adkerson (kedua kiri), dan Presiden and CEO Freeport-McMoRan Kathleen Quirk (depan), bersama Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas (kiri), saat mendengarkan paparan operasional smelter. Foto: Ist

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Chairman of the Board FreeportMcMoRan Richard C. Adkerson, dan Presiden & CEO Freeport-McMoRan Kathleen Quirk, bersama Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI), Tony Wenas, turun langsung ke Kota Pudak guna memastikan kelancaran operasional Smelter pascakebakaran.

Kedatangan mereka setelah PT Freeport Indonesia sukses mengakselerasi perbaikan smelter sehingga beroperasi lebih cepat dari jadwal yang ditetapkan.

"Kedatangan pimpinan FCX ini adalah untuk memastikan Smelter PTFI mulai beroperasi kembali dengan baik setelah kejadian kahar pada 14 Oktober 2024," kata Tony, Kamis (22/5/2025).

Saat ini, ia mengatakan bahwa smelter sudah mulai beroperasi dan akan menghasilkan katoda tembaga pada minggu ke-4 bulan Juni.

"Setelah dimasukkan konsentrat, diolah di furnace menjadi anoda tembaga, kemudian dibawa ke electrorefinery untuk menjadi katoda tembaga," ujarnya.

Tony menyebut, beroperasinya kembali Smelter PTFI pada pekan ketiga bulan Mei ini adalah sebuah capaian yang sangat baik, dan merupakan bukti nyata resiliensi perusahaan dalam mengatasi berbagai tantangan serta melaksanakan komitmen terhadap hilirisasi.

"Produksi smelter sebetulnya akan dimulai pekan ketiga bulan Juni. Namun pada perkembangannya, proses perbaikan dapat diselesaikan lebih cepat," tuturnya.

PTFI menggunakan pesawat-pesawat kargo berbadan lebar untuk mempercepat pengiriman material dari luar negeri, antara lain Boeing 747 dan tiga kali perjalanan Antonov-AN124 dengan total lebih dari 300 ton.

Dijelaskan Tony, perusahaan melakukan berbagai upaya maksimal di antaranya, mengerahkan tenaga kerja sekitar 2.000 orang untuk perbaikan dengan skema kerja dua shift dan fokus pada perbaikan, pengadaan, konstruksi dan instalasi.

"Dengan memprioritaskan keselamatan, kami berupaya maksimal agar perbaikan dan commissioning smelter selesai lebih cepat dan efisien. Setiap tahap kami lakukan dengan sangat hati-hati dan penuh perhitungan agar smelter secepatnya kembali berproduksi," paparnya.

Saat ini, kata Tony, Smelter PTFI telah beroperasi kembali dan akan memasuki fase ramp-up, yaitu kapasitas produksi yang meningkat secara bertahap dari 40 persen hingga mencapai produksi penuh 100 persen pada Desember 2025.

"Akselerasi perbaikan dan produksi smelter ini menjadi bukti nyata PTFI sebagai perusahaan tambang terintegrasi dari hulu hingga hilir yang mendukung penuh program hilirisasi sumber daya mineral yang ditetapkan pemerintah sekaligus komitmen terhadap Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK)," ungkapnya.

Ia menegaskan, kembali beroperasinya Smelter PTFI ini menjadi langkah strategis yang tidak hanya mendukung kemandirian industri dalam negeri, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di pasar global.

"Sebagai bagian dari visi pemerintah menuju Indonesia Emas 2045, PTFI berkomitmen untuk terus berkontribusi dan memberikan nilai tambah bagi bangsa dan negara,” pungkasnya. (hud/mar)