JATMAN vs JATMA, Benarkah Tarikat Habib Luthfi Tak Penuhi Standar?

JATMAN vs JATMA, Benarkah Tarikat Habib Luthfi Tak Penuhi Standar? Foto: dokumentasi bangsaonline

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Ada perkembangan menarik tentang jagat tarikat di Indonesia, terutama di kalangan warga NU. Mantan Rais Aam Jam’iyah Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyah (JATMAN), Habib Luthfi bin Yahya, mendeklarasikan organisasi tarikat baru.

Nama organisasinya hampir sama, yaitu JATMA. Tanpa N. Singkatan dari Jam'iyah Ahlith Thariqah al-Mu'tabarah Ahlussunnah wal Jamaah.

Ini tentu fenomena menarik dalam perspektif dunia pertarikatan. Mengingat tarikat sejatinya adalah bagian dari tasawuf atau esoteris yang melepaskan diri dari berbagai kepentingan kecuali semata mencari ridla Allah.

Bahkan, menurut Prof Dr KH Imam Ghazali Said, MA, maqam seorang penganut atau pengamal tasawuf lebih tinggi dari penganut atau pengamal syariat Islam. Artinya, seorang penganut tasawuf lebih takwa dan bebas dari kepentingan dunia, apalagi politik.

Tapi faktanya ternyata organisasi tarikat pecah tak ubahnya organisasi politik. Habib Luthfi bin Yahya yang dulu pernah menjadi Rais Aam JATMAN), organisasi tarikat di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU), mendeklarasikan JATMA Aswaja bersama Helmy Faishal Zaini, politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Helmy Faishal Zaini bahkan didapuk sebagai Sekjen JATMA oleh Habib Luthfi.

Deklarasi tersebut digelar pada Jumat pagi, 18 April 2025, bertepatan dengan pengajian rutin Jumat Kliwon di Kanzus Sholawat, Kota Pekalongan.

Kenapa pecah? Benarkah tarikat yang dipimpin Habib Luthfi bin Yahya tidak memenuhi standard?

Silakan simak pandangan Prof Dr KH Imam Ghazali Said, MA, di Podcast BANGSAONLINE channel YouTube yang sudah ditonton ribuan orang. Jangan lupa subcribe, like dan komen ya