
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Demi mewujudkan kampus zero accident, tim tenaga kependidikan (tendik) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang tergabung dalam tim Keep Safety ITS melakukan revolusi di bidang K3 melalui inovasi teknologi digital berupa Sistem Layanan Online Work Permit.
Revolusi tersebut dilakukan berdasarkan data laporan yang ada bahwa, telah terjadi 17 macam insiden kecelakaan karena masih kurangnya penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di lingkungan ITS sebelumnya.
Baca Juga: Profesor ITS Kaji Simulasi Sistem untuk Atasi Kompleksitas Masalah Industri
Anggota tim Keep Safety ITS, Nur Hasan, SSi, MKom, MCE mengatakan, aplikasi tersebut memiliki pengawasan ketat yang memungkinkan pejabat pemberi pekerjaan dan pihak terkait untuk mengetahui dengan cepat adanya pelanggaran terkait K3.
Tujuan inovasi ini, menurut Hasan, memiliki keselarasan dengan implementasi Sustainable Development Goals (SDGs). Hal ini khususnya pada SDGs 3 yang berfokus pada kehidupan sehat dan sejahtera dengan menekan angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta SDGs 8 yang berkaitan dengan pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi melalui penerapan K3 yang menciptakan peluang kerja yang aman dan produktif.
Lebih lanjut, Hasan menjelaskan bahwa Sistem Layanan Online Work Permit menawarkan sejumlah fitur penting. Salah satu di antaranya adalah pengajuan izin kerja yang dapat dilakukan secara digital melalui layanan tersebut.
Baca Juga: Lagi, ITS Boyong Dua Penghargaan Kinerja Keuangan dari Kemenkeu
“Hal ini memungkinkan vendor penerima pekerjaan dapat mengajukan izin dengan cepat tanpa birokrasi yang rumit,” ungkap Hasan, Senin (13/1/2025).
Layanan tersebut juga dilengkapi dengan fitur untuk menyimpan riwayat pelanggaran yang dilakukan perusahaan pelaksana pekerjaan, sehingga bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk kerja sama ke depannya.
Salah satu andalan dari layanan ini adalah fitur yang bisa membantu kelancaran pemantauan prosedur K3 secara real-time. Pihak K3 bisa melakukan laporan pelanggaran langsung dari layanan untuk bisa ditindaklanjuti.
Baca Juga: ITS Buka Suara Soal Izin Pengelolaan Tambang Perguruan Tinggi
Sedangkan masyarakat umum juga bisa melakukan pengaduan lewat kode batang di sekitar wilayah pekerjaan.
“Dulu orang-orang sering bingung harus mengadu ke mana, sehingga kami menyediakan tempat pengaduan yang lebih mudah diakses,” ungkap Hasan.
Meskipun awalnya sempat mendapat penolakan karena dikhawatirkan menghambat penyelesaian pekerjaan, pendekatan yang dilakukan Hasan dan tim berhasil membuktikan efektivitas sistem tersebut.
Baca Juga: ITS Duduki Peringkat Pertama di Indonesia versi Edurank
Data menunjukkan bahwa ITS mampu menghemat estimasi biaya operasional dan penanganan insiden hingga Rp100 juta, sekaligus mewujudkan zero accident pada tahun 2024.
Inovasi ini tidak hanya memberikan manfaat untuk kampus dan lingkungan sekitarnya, tetapi juga berhasil meraih prestasi di ajang Temu Karya Mutu dan Produktivitas Nasional (TKMPN) XXVIII 2024 yang berlangsung di Bali, awal Desember 2024 lalu. Di ajang tersebut, tim Keep Safety ini berhasil membawa pulang medali emas. (msn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News