Pemprov Jatim Didesak Patenkan Reog ke UNESCO

Pemprov Jatim Didesak Patenkan Reog ke UNESCO Atraksi kepala dikepruk 10 genteng. Foto: devi fitri afriyanti/BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - PRPI (Persatuan Ponorogo Indonesia) menuntut Pemerintah Provinsi Jawa Timur segera mematenkan kesenian Ponorogo ke UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization), (salah satu badan PBB yang mengurusi pendidikan, sains dan ).

“Ketua DPP PRPI Pusat menemukan arah embrio Indonesia menjadi aset dunia di ajang UNESCO. Artinya Ponorogo yang merupakan aset Indonesia ini, juga aset dunia. Ini yang kita bedah dan diperjuangkan hari ini (kemarin,red),” kata Tri Suryanto, Ketua PRPI Kediri saat di acara Musda II PRPI.

“Hari Ini, Wagub mutlak harus memberi kesepakatan, mudah-mudahan dia mau. Wong Gubernur DKI Ahok sudah bengok-bengok mendukung, kok Gubernur Jatim melempem. Ponorogo itu aslinya dari Jawa timur,” tambah prof DR Herman Budi Sasono SE MM, Ketua Umum PRPI Jatim, yang berdiri di samping Tri Suryanto.

Herman menyontohkan, partnernya, Ketua Harian PRPI yang juga Ketua Panitia, H Thamadoy Thamrin, dari suku Batak saja peduli reog. "Kami kalau minta bantuan kepada Pemprov, hanya dijanjikan saja. Ya akhirnya kita minta bantuan kepada Pemkot Surabaya. Setiap tampil di Balai Pemuda, kita dibantu Bu Risma sebesar Rp 4 juta," kata Herman.

Adapun kepala daerah lain yang peduli reog antara lain Bupati Ponorogo, Bupati Banyuwangi, Bupati Blitar, Bupati Trenggalek.

Sentilan dari Ketua DPP PRPI Herman ini, agaknya mengena. Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf yang hadir membuka acara menandaskan, tahun depan, acara serupa akan dibuat gebyar. "Direncanakan tahun depan akan diadakan Acara Karnaval Ponorogo, tarian Ponorogo, pentas reog yang diusung 500 reog Ponorogo, dan untuk anggaran didapat dari pemerintah dan sponsor," janji Gus Ipul.

Ketua Harian PRPI H Thamadoy Thamrin menandaskan, reog memang perlu peran pemprov maupun pemerintah pusat. " Ponorogo pernah akan diklaim punyanya Malaysia, dan kita harus memperjuangkan aset kita. Kita juga punya program membawa reog ke perguruan tinggi, yaitu dengan membentuk UKM-UKM. Kita siapkan semuanya. Kita latih mahasiswa supaya tahu reog. Harapan saya, menuju pentas internasional ini, PRPI harus kuat dulu. Baik ke daerah, provinsi, dan nasional. Baru kita berbicara Unesco, atau kancah-kancah internasional, tanpa itu, omong kosong," kata Tamadoy.

Dalam acara kemarin, ditampilkan atraksi yang sangat mendebarkan. Ketika baru datang, tamu disambut manusia melayang. Selain itu ada manusia dibakar hidup-hidup, makan beling, tubuh disilet, kursi melayang, kepala dikepruk genteng 10 buah, dan bertarung dan memakan kobra hidup-hidup,

Acara yang menghabiskan dana ratusan juta ini didapat melalui urunan pengurus PRPI dan sumbangan beberapa sponsor. Acara dihadiri 33 utusan dari kabupaten-kota. (sby-2/ros/lan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO