Dinsos Magetan Jalankan Program Kemensos 'Kampung Peduli'

Dinsos Magetan Jalankan Program Kemensos Para pendamping dengan tekun dan sabar memberikan pelatihan ketrampilan pembuatan keset kepada para tuna grahita. (foto: nanang ari/BANGSAONLINE)

MAGETAN, BANGSAONLINE.com - Melalui kerja sama yang dibangun dengan Balai Besar Rehabilitasi Sosial Tuna Grahita (BBRSG) Kartini Temanggung, Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Magetan melaksanakan Program 'Kampung Peduli' dari Kemensos di Desa Simbatan, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Magetan, mulai bulan Mei 2015 sampai bulan Desember 2015.

Program yang dibina oleh 2 orang Guru SLB ini mempunyai anak didik 21 orang yang semuanya termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) khususnya Tuna Grahita dan masing-masing berusia antara 17-40 tahun. Program ini dijadwalkan dengan waktu 1 minggu 2 kali untuk hari biasa, dan 1 minggu sekali untuk hari puasa dari jam 08.00-10.00. Dua pembina masing-masing Maryani, guru SLB PSM Takeran dan Saktiyaningrum, guru SLB PGRI Kawedanan rela mengabdikan dirinya untuk memberikan keterampilan kepada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) khususnya Tuna Grahita agar lebih mandiri.

Dua orang pendamping ini dengan tekun dan penuh kesabaran melatih ketrampilan untuk membuat kerajinan seperti batik ciprat khas Semarang, keset dari kain perca, gerabah dan kerajinan dari akar-akaran tumbuhan.

Selain mengajarkan keterampilan, Maryani dan Saktiyaningrum juga mengajarkan cara bina diri dengan menjaga kebersihan diri sendiri kepada para anak Tuna Grahita. Mulai dari mandi, gosok gigi, potong kuku sampai cara berpakaian yang bersih dan rapi. Bahkan para pendampingpun juga memberikan reward kepada para siswa seperti sabun, shampo atau makanan dan minuman agar para siswa bisa mengikuti pelajaran bina diri dengan baik.

Maryani, Pembina 'Kampung peduli' mengatakan, bahwa sampai saat ini anak didiknya sudah bisa melakukan pelajaran ketrampilan yang diberikan. Dia mengatakan kalau hasil yang diperoleh dari ketrampilan sudah cukup bagus. Hanya saja terkendala dari sistem pemasaran. Karena harga produk di luar lebih rendah.

“Anak didik kami sudah bisa memberikan hasil ketrampilan yang cukup bagus. Seminggu kami sudah bisa memproduksi 2-4 barang. Dan untuk sementara ini kami tekankan kepada pengurus, perangkat desa dan masyarakat setempat untuk membeli produk ini.” terang Guru SLB PSM Takeran itu.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Magetan, Drs. H. Parni Hadi, M.Si menjelaskan bahwa program 'Kampung peduli' ini akan diusahakan oleh Dinas Sosial Kabupaten Magetan agar tetap berjalan di Magetan, mengingat masih banyaknya Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) khususnya Tuna Grahita yang masih memerlukan keterampilan untuk berkarya. (nng/ndik/rvl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO