SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sidang Jum’at di Masjid Al-Akbar Surabaya membahas peradaban negara. Abdullah Syahab, selaku khatib, menjelaskan peradaban adalah segala sesuatu yang mencirikan sejarah kemanusiaannya.
“Kalau bicara tentang peradaban berarti bicara tentang budaya, kebiasaan, idealisasi, cara hidup, ekonomi, kehidupan politik, kehidupan sosial, seni, teknologi, ilmu pengetahuan. Nah, semua itu terkait dengan peradaban,” ujar Abdullah yang merupakan Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jum'at (10/11/2023).
BACA JUGA:
- Gandeng Konsorsium Perusahaan Jepang, Pemkot Mojokerto MoU Pengelolaan TPST
- Ngabuburit Bersama GenZi, Khofifah: Indonesia Butuh 113 Juta Pemuda Terampil
- Mbah Benu Minta Maaf, Bukan Telepon Allah, Netizen: Ngawur Mbah
- Bagikan Tafsir Al-Jailani, Khofifah Ajak GenZi Jadi Generasi yang Cinta dan Mengamalkan Quran
Abdullah lalu menyontohkan peradaban di sejumlah negara. Misalnya negara Jerman dan Perancis dengan ekonomi dan pengetahuan maju, serta politik sehat. Lalu di bagian Afrika Utara ada Tunisia, Maroko, Aljazair dengan perbedaan yang diametral.
Begitu pun di negara-negara Eropa, termasuk negara di Asia seperti Cina, Jepang, dan Korea yang kehidupannya lebih baik.
"Lalu Indonesia kita melihat kehidupan yang kurang baik. Kita jadi bertanya, yang membedakan maju dan tidak ini apa? Kemudian muncul yang pertama karena adanya Islam," paparnya.
Abdullah mengungkapkan bahwa negara barat menganggap Islam sebagai penyebab kemunduran peradaban. "Begitulah serangan orang luar," ucapnya di hadapan para jema’ah.
Namun ia menegaskan anggapan tersebut tidak benar. "Yang mundur itu orangnya, bukan Islamnya," imbuhnya.
Guru Besar Teknik Mesin ITS tersebut mengingatkan bahwa runtuhnya peradaban bukan karena serangan dari luar, melainkan karena bangsa itu sendiri.