Tafsir Thaha 65-69: Lakon, Kalah Duluan

Tafsir Thaha 65-69: Lakon, Kalah Duluan Ilustrasi.

Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*

65. Qaaluu yaa muusaa immaa an tulqiya wa-immaa an nakuuna awwala man alqaa

Mereka (para penyihir) berkata, “Wahai Musa, apakah engkau yang melemparkan (dahulu) atau kami yang lebih dahulu melemparkannya?”

66. Qaala bal alquu fa-idzaa hibaaluhum wa’ishiyyuhum yukhayyalu ilayhi min sihrihim annahaa tas’aa

Dia (Musa) berkata, “Silakan kamu melemparkan!” Tiba-tiba tali-temali dan tongkat-tongkat mereka terbayang olehnya (Musa) seakan-akan ia (ular-ular itu) merayap cepat karena sihir mereka.

67. Fa-awjasa fii nafsihi khiifatan muusaa

Maka, terlintaslah dalam hati Musa (perasaan) takut.

68. qulnaa laa takhaf innaka anta al-a’laa

Kami berfirman, “Jangan takut! Sesungguhnya engkaulah yang paling unggul.

69. wa-alqi maa fii yamiinika talqaf maa shana’uu innamaa shana’uu kaydu saahirin walaa yuflihu alssaahiru haytsu ataa

Lemparkan apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka buat. Sesungguhnya apa yang mereka buat itu hanyalah tipu daya penyihir (belaka). Tidak akan menang penyihir itu, dari mana pun ia datang.”


TAFSIR AKTUAL:

Ayat sebelumnya bertutur tentang ketidakterimaan Fir’aun terhadap ular mukjizat yang dipamerkan di hadapan matanya oleh anak angkatnya sendiri, Musa A.S. Tersinggung dan geram, itulah yang ada di hati , lalu menantang Musa A.S. adu sakti di gelanggang terbuka. Tantangan diterima dan segalanya sudah disepakati, baik tempat maupun waktu.

Ayat kaji ini mengkisahkan keadaan di gelanggang, di mana kedua belah kubu sudah berhadapan hendak memulai pertempuran. Para penyihir bertanya: "Hai Musa, you duluan yang beraksi atau kami?". Musa A.S. menjawab: "kalian duluan saja, silakan".

Tidak membuang-buang kesempatan, mereka lantas beraksi dengan melemparkan tali dan tampar gede-gede yang sudah dipersipkan. Sebagian menggunakan media tongkat dan semuanya berubah menjadi ular yang jumlahnya sangat banyak. Semula, ukurannya sesuai dengan benda yang dijadikan media, lalu berkembang sesuai mantra sihir yang dibacakan.

Para hadirin yang notabene rakyat Mesir mengagumi dan berteriak memberi semangat serta menghina Musa. Fir’aun-pun makin membusungkan dada dan memerintahkan agar Musa segera dihabisi.

Ular jadi-jadian itu benar-benar sangar, seram, dan sangat menakutkan. Semuanya bergerak merangsek ke arah di mana Musa A.S. berada. Makin mendekat dan makin dekat sehingga membuat Musa benar-benar ketakutan.

Saat Musa A.S. benar-benar dalam keadaan emergensi dan krisis, Tuhan hadir dan membisikkan: "Hai Musa, jangan takut, kamu unggul, dan pasti menang. Ayo, segera lemparkan tongkat yang ada di tanganmu itu. Cepat, cepat... ojo digegem ae...".

Musa A.S. sadar, bahwa dulu sudah pernah dilatih di gurun Sinai, termasuk menggunakan tenaga dalam dan atraksi kesaktian. Perintah langsung dituruti, tongkat dilempar ke gelanggang dan berubah menjadi ular yang tampilannya aneh, seram, dan sangat menakutkan.

Semula, ular mukjizat ini ukurannya persis seperti tongkat yang dijadikan media oleh A.S. Lalu bergerak lincah dan menjulur-julurkan lidahnya ke sana kemari seperti ular kelaparan yang sedang mendeteksi mangsa. Ular Musa melalap setiap ular sihir yang ada di depannya dengan sekali telan dan langsung masuk perut.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO