Apa itu Roleplay? Berperan Jadi Orang Lain di Media Sosial

Apa itu Roleplay? Berperan Jadi Orang Lain di Media Sosial Ilustratrasi Roleplayer di Media Sosial (canva)

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Jika di dunia nyata mereka tidak mendapat kesempatan di dunia nyata, ruang virtual selalu punya tempat tersendiri untuk mengaktualisasikan dirinya. Roleplay atau Roleplay Game bukan istilah baru di kalangan pengguna, khususnya bagi Gen Z. Sedangkan orang yang melakukan Roleplay, biasa disebut sebagai Roleplayer. Pasalnya, dengan Roleplay para pengguna dapat berperan sebagai orang lain sesuai dengan keinginan, misalnya menjadi artis atau public figure. Dengan begini seolah-olah menjadi orang lain dan mendapatkan privilege nya.

Apa itu Roleplay?

Menurut Yardley dalam buku Role Play Theory and Practice (1997) menjelaskan Roleplay adalah sebagai rangkaian permainan yang melibatkan partisipan (Roleplayer) untuk memerankan atau menirukan suatu keadaan dan tindakan. Kemudian menurut Booth (2016), Roleplayer merupakan penggemar atau fans yang bertindak dan beranggapan seolah-olah mereka mempunyai karakter selebriti dan memasukkan aspek-aspek lainnya ke dalam kepribadian mereka sendiri.

Para Roleplayer membuat akun fiktif dengan mengadopsi foto dari publik figur atau selebriti. Mereka membuat identitas baru seperti nama, usia, profesi, daerah asli, deskripsi diri hingga riwayat perjalanan hidup untuk sosok fiktif tersebut. Berbekal hal tersebut, mereka menggunakannya untuk eksis di. Fenomena ini tidak hanya dapat dijumpai di , tetapi juga di lain seperti Twitter, Instagram dan Facebook.

Sosok Roleplayer dalam keseharian membagi dirinya ke dalam dua kehidupan. Hidup di ruang aktual sebagai diri mereka sendiri dan hidup di ruang virtual sebagai sosok Roleplayer.

Ketika membangun karakter Roleplayer, ada dua hal yang mereka siapkan. Pertama, menentukan identitas dasar, seperti jenis kelamin, nama, usia, dan karakteristik diri yang akan dibangun sebagai seorang yang ceria, ambisius, polos, hingga bisa jadi sebagai "penggoda". Kedua, menentukan selebriti atau public figure yang sekiranya memiliki wajah dan aura yang sesuai dengan karakteristik yang sebelumnya disiapkan. Dengan perpaduan keduanya, seorang Roleplayer resmi mendapatkan identitas baru lengkap beserta karakteristik nya. Mau tidak mau, langsung atau tidak para pengguna Roleplayer juga harus merasakan karakteristik untuk mendalami peran layaknya aktor atau aktris film.

Layaknya Pemain Film, Roleplayer Juga Membuat Storyline dan Ploting

Seiring perjalanan, membangun identitas Roleplayer terus mengalami perkembangan yang semakin kompleks. Istilah lain mereka memperkuat identitas Roleplayernya dengan menggunakan storyline dan ploting.

Storyline merupakan rangkaian karangan kisah atau peristiwa yang disusun oleh pencipta Roleplayer, seolah-olah kisah tersebut terjadi di kehidupan sosok Roleplayer. Sedangkan ploting adalah perwujudan dari storyline, yakni konten unggahan teks gambar atau video yang menggambarkan atau mendeskripsikan storyline. Dengan catatan, storyline dan ploting harus sinkron atau tidak bertolak belakang. Misalnya hari ini membuat storyline dan ploting cerita yang menggambarkan dirinya terpeleset sehingga mengalami keseleo dengan diagnosa akan sembuh dalam beberapa hari, tetapi esok harinya membuat storyline dan ploting lagi bahwa ia telah memenangkan lomba lari maraton. Sambungan ceritanya no sense, bukan storyline malah jadi punchline. (mrc) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mahasiswa Indonesia Bekerja Part Time Sebagai Petani di Jepang, Viral Karena Gajinya, ini Kisahnya':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO