Tim BKKSDA Jatim Mulai Buru Buaya di Kali Porong Sidoarjo

Tim BKKSDA Jatim Mulai Buru Buaya di Kali Porong Sidoarjo Tim BKKSDA Jatim saat menyiapkan jala untuk berburu buaya. (foto: agus hp/BANGSAONLINE)

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Tim Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam BBKSDA Jatim, mulai berburu Kali Porong tepatnya di Dusun Awar-Awar Gunting Desa Tambakrejo Kecamatan Krembung, siang tadi (4/6). BKKSDA berburu dengan melibatkan 25 personel dengan membagi dua titik, yakni di titik barat dan timur.

Tim BKKSDA tidak sendiri, melainkan dibantu dari tim Taman Safari Pasuruan (TSP). Dalam operasinya, tim gabungan tersebut menggunakan alat pancing dan menebar jaring mulai bantaran kali sampai ke tengah.

Menurut Kepala Seksi III Surabaya BKSDA Jatim, Wiwid Widodo, penangkapan dilakukan secara tiga tahap. Pertama, menggunakan alat pemancingan. Kedua menggunakan perahu dan ketiga melibatkan tim medis yang akan melakukan tembak bius.

"Tahap satu tidak bisa, tahap kedua dilakukan secara seksama. Jika tetap tidak bisa atau kesulitan, maka tahapan terakhir tembak bius dilakukan," terangnya.

Evakuasi ini menjadi kewajiban pemerintah. Sebab. dikhawatirkan jenis muara ini terlibat konflik dengan manusia. Apalagi jarak tempat satwa dengan pemukiman berdekatan.

Diakui, tersebut jika dilihat memang bersahabat. Kendati demikian, tersebut tetap satwa liar sehingga tidak bisa dijamin kalau tak berbahaya. Oleh karena itu langkah evakuasi ini dilakukan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Soal estimasi waktu evakuasi, Wiwid tidak bisa menjanjikan. Meskipun targetnya lima hari, namun waktunya kemungkinan akan diperpanjang. "Opsi evakuasi harus dilakukan dan masyarakat harus memahami," pungkasnya.

Namun, upaya tim BBKSDA Jatim melakukan evakuasi itu justru membuat warga Dusun Awar-Awar Gunting Desa Tambakrejo Kecamatan Krembung kecewa. Terutama dengan kepala desa (kades) setempat yang dianggap membiarkan tim BKKSDA Jatim tersebut. Sebab, keberadaan tersebut dianggap berdampak sangat besar buat perekonomian warga sekitar.

"Sebetulnya warga disini sangat terbantu dengan fenomena ini. Karena bagi warga yang menganggur mendapat penghasilan dari munculnya tersebut. Kami sangat kecewa sekali karena pihak desa tidak bisa mempertahankan keinginan warga. Seminggu ini, warga yang memancing di sungai, biasa-biasa saja dan tidak merasa terganggu. Bahkan hewan ternak milik warga juga tidak pernah di makan ," ujar Karyadi (44) yang mengaku sebagai kordinator warga. (gus/sho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO