Ade Armando Eksponen Islam Liberal, Tak Jelas Belajar Islamnya: Ini 7 Pernyataan Kontroversialnya

Ade Armando Eksponen Islam Liberal, Tak Jelas Belajar Islamnya: Ini 7 Pernyataan Kontroversialnya Ade Armando. Foto: CNN

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Ade Armando sontak menjadi sorotan nasional gara-gara dikeroyok orang tak dikenal di kompleks DPR RI/MPR RI, Senin (11/4/2022). Peristiwa penganiayaan itu terjadi saat para mahasiswa seluruh Indonesia melakukan aksi demo menolak penundaan pemilu dan masa jabatan presiden tiga periode.

Yang pasti, seperti pengakuannya kepada wartawan, Ade Armando tidak dalam rangka ikut demo. Tapi ia mengaku mendukung demo. Belakangan terkuak, ia berada di tengah mahasiswa itu untuk membuat konten.

Ade Armando memang dikenal sebagai pegiat media sosial atau – sebagian menyebut - yang selalu menjustifikasi dan membenarkan tindakan Presiden Joko Widodo dan kroninya. Selebihnya ia selalu membela etnisTionghoa dan sinis kepada pribumi muslim.

Siapapun yang berbeda dengan Jokowi – apalagi menentang – pasti disikat oleh Ade Armando. Bahkan sebelum aksi demo para mahasiswa itu dilakukan, Ade Armando secara sinis menulis status di media sosial (facebook) yang merendahkan mahasiswa.

Isinya: BEM (YANG KONON) SELURUH INDONESIA AKAN GELAR GEMO TURUNKAN JOKOWI, 11 APRIL APA NGGAK HAUS YA? NGGAK LAPER YA? ATAU MEMANG NGGAK PUASA?

Pernyataan atau status sinis seperti ini memang khas para dan . Terutama yang pro Istana. Karuan saja statusnya memancing emosi publik, perdebatan dan saling caci.

Pernyataan-pernyataan Ade Armnado memang dicap tendensius. Padahal ia seorang doktor dan dosen Universitas Indonesia (UI). Ade Armando juga lulusan UI dan Florida State University, Amerika Serikat.

Tapi – seperti kita pahami - ia memilih menjadi ketimbang seorang intelektual obyektif yang mencerahkan publik. Gus Dur menyebut intelektual model Ade Armando itu sebagai intelektual tukang. Ini juga yang pernah dibahas oleh Julien Benda dalam bukunya yang diindonesiakan: Pengkhianatan Intelelektual.

Yang menarik, dalam jejak digitalnya Ade Armando pernah bergabung dengan Jaringan Islam Liberal (JIL) yang dikomandani Ulil Abshar Abdallah, menantu Gus Mus. Tapi tak ditemukan jejaknya dimana Ade Amando pernah belajar agama Islam. Jadi Ade Armando adalah eksponen JIL yang tak jelas rekam jejaknya dalam mempelajari Islam.

Beda dengan Ulil Abshar Abdallah dan tokoh JIL yang lain, misalnya Abdul Muqshid Ghazali, yang secara ilmu keagamaan punya basis kuat. Mereka - Ulil dan Muqshid – adalah jebolan pesantren yang menguasai kitab kuning. Sehingga argumentasi mereka relatif ilmiah.

Ade Armando justru sebaliknya. Tapi Ade Armando berani sekali memberikan statemen kontroversial. Bukan hanya soal agama. Tapi juga soal kehidupan sosial sehari-hari. Padahal tak semua pernyataannya didasarkan pada fakta empirik dan ilmiah.

Ingat kasus Heriyanti, keluarga Akidi Tio, pengusaha etnis Tionghoa yang gembar-gembor menyumbang Kapolda Sulsel Rp 2 triliun tapi palsu belaka?

Saat itu Ade Armando membuat konten video untuk mengejek pengusaha muslim pribumi dan memuji setinggi langit pengusaha etnis Tionghoa. Dalam video itu, Ade Armando mengaku senang dengan teladan keluarga Akidi Tio yang menyumbangkan hartanya untuk penanganan pandemi.

“Ini jadi satu tambahan contoh yang bisa saya gunakan untuk menantang kelompok-kelompok muslim pribumi yang suka sekali menjelekkan Tionghoa,” kara Ade.

“Saya akan bilang, ini sumbangan pengusaha Tionghoa, mana sumbanganmu?” tantang Ade Armando.

Ternyata sumbangan itu tipu-tipu belaka. Gilanya, meski sudah jelas salah, tapi Ade Armanda pantang minta maaf. Ia malah terus membela diri dengan bersilat lidah. Sehingga makin jelas bahwa dia bukan intelektual obyektif.

Nah, di bawah ini saya kutip pernyataan- Ade Armando di media sosial yang dilansir okezone.com:

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO