Kedatangan AHY ini, kata KH Miftahul Akhyar tidak berkaitan dengan agenda politik, termasuk pilpres. Selain 2024 masih jauh, NU itu punya keinginan seperti yang disampaikan Ketum PBNU, bahwa pengurus tidak boleh mencalonkan capres atau cawapres. Dalam hal ini adalah Ketum dan Rais Aam PBNU.
“Itu tentu saya dukung karena urusan PBNU itu bukan cuma politik dan Nusantara ini saja, tapi juga persoalan dunia. Bagaimana bisa memberi solusi terhadap dunia kalau tersekat (politik) seperti ini, padahal PBNU ini sedang dinanti dunia,” urainya.
“Intinya, NU akan melihat siapa yang punya komitmen dan masuk kriteria harapan para ulama. Semua langkah-langkah dan keputusannya sesuai dengan agama mayoritas,” katanya.
“Karena detak denyut jantung umat masyarakat, terutama nahdliyin ini bisa dideteksi oleh calon pemimpin-pemimpin ini. Itulah yang dimaksud dengan rahmatan lil alamiin. Imam Syafii juga menyampaikan, carilah pemimpin yang mengerti dengan keberadaan umat dan kaumnya,” pungkas Kiai Miftah.
Sementara itu, AHY yang datang bersama Bendahara Umum Renville Antonio dan Plt Ketua DPD Partai Demokrat Jatim, Emil Elestianto Dardak menyampaikan terima kasih atas sambutan dan nasihat yang diberikan KH Miftahul Akhyar. Ia mengaku banyak mendapat ilmu yang didapat, utamanya untuk kemajuan bangsa dan negara.
“Kami siap bersinergi dengan Nahdlatul Ulama untuk membangun SDM santri dan santriwati menjadi lebih sejahtera dan berprestasi,” jelas AHY. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News