SEMARANG, BANGSAONLINE.com - Pertemuan para kiai NU di Pondok Pesantren As-Shodiqiyah Gayamsari Semarang mendapat perhatian para kiai dan warga NU secara luas. Para kiai dan warga NU berharap pertemuan para masyayikh itu bisa menyelesaikan konflik keras antara Rais Am Syuriah PBNU KH Miftahul Akhyar dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.
Namun hasil pertemuan para kiai itu tampaknya belum sepenuhnya memenuhi harapan Nahdliyin karena pertemuan para kiai itu belum mencapai kesepakatan.
“Kiai Miftah bersikukuh Muktamar tanggal 17,” kata sumber BANGSAONLINE.com yang mengikuti pertemuan tersebut usai pertemuan para kiai di Semarang itu, Ahad (5/12/2021).
“Kalau Muktamar dipaksakan tanggal 17, pihak yang tak setuju pasti juga menggelar muktamar sendiri. Dan ini akan terjadi saling gugat. Ini kan sama merusak NU karena ada dua muktamar,” kata sumber itu lagi.
Kiai ini menegaskan bahwa ini semua bermuara pada Muktamar NU di Jombang yang banyak pelanggaran dan produknya adalah para pengurus PBNU yang sekarang.
"Pada Muktamar NU di Jombang terjadi sengketa. Ada gugatan. Tapi Gus Sholah dan Kiai Hasyim Muzadi relatif lebih sholeh dibanding pelaku Muktamar NU yang sekarang. Gus Sholah dan Kiai Hasyim Muzadi lebih mementingkan keutuhan, marwah, dan eksistensi NU sehingga tak melanjutkan. Kalau yang sekarang?," kata kiai itu.
Menurut sumber itu, pertemuan para kiai tersebut dipungkasi pertemuan empat kiai. Yaitu KH A Mustofa Bisri (Gus Mus, Mantan Penjabat Rais Am Syuriah PBNU), KH Dimyati Rois (Kaliwungu Jawa Tengah), KH Miftahul Akhyar (Penjabat Rais Am Syuriah PBNU), dan KH Said Aqil Siroj (Ketua Umum PBNU).
“Gak tahu hasilnya gimana,” kata sumber itu lagi.
Dalam pertemuan itu Kiai Said Aqil datang terlambat. Pantauan BANGSAONLINE.com di lokasi, Kiai Said Aqil datang sekitar pukul 15.45 WIB. Padahal para kiai itu mulai berdatangan sejak pukul 9 pagi.
Klik Berita Selanjutnya