Asu! Wiridan Butet, Pengganti ASI setelah Banyak Memanggil Umi

Asu! Wiridan Butet, Pengganti ASI setelah Banyak Memanggil Umi Dahlan Iskan

Yang juga membuat saya optimistis Butet akan sembuh adalah kaus yang lagi dikenakannya.

"Wow! pakai kaus Superman," celetuk saya dari kejauhan, ketika masih di pintu kamar.

"Bukan. Ini kaus Gundala. Kesukaan Azrul Ananda," jawab Butet sambil tetap telentang di tempat tidurnya.

Oh.. Iya. Itu Gundala. Parodi Gundala. Di dada sang Gundala ada tulisan melayani strum accu cepat.

"Ini kaus lama sekali. Pemberian Hasmi," jawab Butet. Hasmi adalah pencipta komik Gundala yang terkenal itu.

Tanpa dijelaskan sebenarnya saya tahu kalau kaus itu sudah lama. Hasmi sendiri sudah meninggal, November 2016. Dan lagi kaus itu memang sudah terlihat seperti wastro lungset ing sampiran. Warna putihnya sudah menjadi putih tulang.

"Terima kasih sumbangan tulisannya," ujar Butet membuka percakapan.

Saya memang baru mengirim satu artikel untuk buku yang segera terbit: 60 Tahun Butet.

Kami (terutama Imawan Mashuri dan Arif Afandi) memang sering mengundang Gandrik ke Surabaya. Yang terakhir untuk pentas lakon Para Pensiunan.

Ada satu lakon yang membuat kepala polisi Surabaya marah berkepanjangan: Sarmin. Memang, Butet menguliti sisi kelakuan buruk polisi di lakon Sarmin. Butet sampai kucing-kucingan setelah itu.

Tapi itulah Butet. Jangankan polisi. Presiden pun jadi bulan-bulanan di pentasnya. Di masa Presiden Gus Dur –yang juga sahabat demokrasinya– ada lakon Republik Bagong. Apalagi di zaman Presiden SBY. Begitu banyak lakon yang keras nan lucu. Puncaknya: Nyonya-nyonya Istana.

"Tapi kenapa belum pernah ''menggarap'' Presiden Jokowi?" tanya saya.

"Lho pernah kan. Lakon ''Tangis'' itu!" jawabnya.

Kami memang banyak bicara soal . Butet, seperti biasa, sangat antusias. Saya memang tidak memperlakukan Butet sebagai orang sakit. Bahwa ia harus terus berbaring itu hanya karena punggungnya baru dioperasi. Saraf tulang belakangnya bermasalah. Tapi saya tidak mau bicara itu. Istri saya pernah operasi mirip itu. Sudah lama, bertahun lalu. Dan sekarang tidak pernah kumat lagi.

Bahwa Butet masih harus telentang itu karena operasinya harus diulang. Dia harus menjalani dua kali operasi dalam waktu kurang satu bulan.

Selebihnya, Butet itu orang waras. Bahkan mungkin baik juga untuk sementara tetap di tempat tidur: ha..ha..ha.. agar makannya terjaga. Terbukti Butet terlihat langsing sekarang. Dan itu penting bagi penderita jantung dan diabetes.

"Kapan pentas lakon yang baru lagi?" tanya saya.

"Belum...ha..ha... Sebenarnya naskahnya sudah jadi," jawabnya.

Saya pernah dengar itu. Kalau tidak salah, judulnya akan asu banget: Soimah Dilarang Nyanyi.

Ternyata bukan itu. Judul yang benar adalah: Sinden Dilarang Nyanyi.

Syukurlah. Bayangkan kalau Soimah dilarang nyanyi. Butet bisa tidak akan sembuh-sembuh.

Soal hiasan dinding ASU itu sendiri sebenarnya ada kelakarnya: ASU itu bisa saja sebagai pengganti ASI setelah banyak orang mengganti sebutan ibu dengan umi. (Dahlan Iskan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO