SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Kondisi yang kurang ideal membuat proses vaksinasi Covid-19 di Rutan Surabaya Kanwil Kemenkumham Jatim perlu kehati-hatian. Pihak rutan yang terletak di Medaeng itu harus memastikan setiap Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) tidak mengalami efek samping yang berlebihan. Salah satunya dengan melakukan isolasi di blok khusus sebelum dan sesudah proses vaksinasi.
Hal itu diungkapkan Kepala Rutan Surabaya Wahyu Hendrajati Setyo Nugroho melalui siaran pers, Minggu (5/9). Dia menjelaskan bahwa proses vaksinasi di rutan berbeda dengan masyarakat umum. Pasalnya, tenaga kesehatan yang dimiliki rutan berkapasitas 504 orang itu terbatas.
BACA JUGA:
- Kanwil Kemenkumham Jatim Sambut Baik Monev Pelayanan Pemasyarakatan saat Ramadan
- Lengkapi Bahan Penelitian, 44 Taruna Poltekip Turun Lapangan di UPT Pemasyarakatan Jatim
- Kemenkumham Jatim Ajak Pemda Bangun P2HAM
- Safari Ramadan Perdana, Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim Harap Peningkatan Kualitas Diri Pegawai
“Sehingga kita harus menghitung kemampuan nakes kami, jangan sampai kewalahan karena banyaknya keluhan akibat efek samping vaksin,” cetus Hendrajati.
Saat ini, baru 116 warga binaan Rutan Surabaya yang tervaksin dari total 1.828 penghuni. Dari jumlah itu, mayoritas memang merasakan efek samping vaksin keluaran AstraZeneca. Mayoritas mengeluh demam. Pihak rutan pun memberikan obat maupun terapi untuk meminimalisir efek samping.
“Ada satu orang yang merasakan efek samping agak berat dan lama, yaitu pusing dan mual, tapi bisa tertangani,” jelasnya.
Untuk itu, agar mempermudah proses pemantauan, pihak Rutan Surabaya membuat blok khusus untuk warga binaan yang masuk daftar penerima vaksin. Blok D yang biasanya dibuat hunian, dijadikan tempat isolasi.