Trenggalek Mulai Berlakukan Belajar Tatap Muka, Tapi Khusus Pelajar SMP Kelas IX

Trenggalek Mulai Berlakukan Belajar Tatap Muka, Tapi Khusus Pelajar SMP Kelas IX Totok Rudijanto (kiri) dan Wabup Trenggalek Syah Natanegara (kanan) saat meninjau belajar tatap muka. foto: HERMAN/ BANGSAONLINE

TRENGGALEK, BANGSAONLINE.com - Proses belajar mengajar secara tatap muka bagi pelajar SMP (Sekolah Menengah Pertama) mulai dilaksanakan di Kabupaten .

"Pembelajaran tatap muka sudah kita mulai dari kemarin (hari Senin)," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Kabupaten Totok Rudijanto ketika dihubungi melalui jaringan telepon, Selasa (6/4).

Dikatakan olehnya, pembelajaran secara tatap muka ini baru dikhususkan pelajar kelas IX SMP negeri maupun swasta di seluruh Kabupaten . Alasannya, pelajar kelas IX dalam waktu dekat akan segera mengikuti ujian nasional, tepanya pada tanggal 19 hingga 30 April.

"Karena mereka mau ujian, paling tidak mereka diberi kisi-kisilah istilahnya. Sehingga mereka dimasukkan dulu, biar mereka paham. Karena pembelajaran ujian nanti dilaksanakan dengan tatap muka juga," jelasnya.

Dalam satu kelas, sambungnya, jumlah siswa yang bisa mengikuti pembelajaran secara langsung maksimal 16 pelajar. Sementara pelajar yang lain bisa mengikuti belajar secara langsung setelah tiga jam pertama selesai.

"Jadi kita pakai sistem shift. Shift pertama belajar selama 3 jam, setelah itu (jeda) 30 menit kemudian shift kedua," terangnya.

Dalam satu kelas proses pembelajaran secara tatap muka dibagi dalam dua shift yakni pagi dan siang. Dengan demikian seluruh pelajar SMP kelas IX bisa mengikuti proses belajar secara tatap muka.

Kendati demikian, ia berpesan agar para guru dan para siswa tetap mengedepankan protokol kesehatan dalam melaksanakan belajar secara tatap muka. "Kecuali ada siswa yang kesehatannya kurang baik, lalu dari keluarganya ada yang terkonfirmasi positif, itu mereka daring dan guru juga siap," jelasnya.

Meski belajar secara tatap muka telah diperbolehkan, namun terdapat beberapa kegiatan di sekolah yang tetap belum bisa digelar. Di antaranya, kegiatan olah raga yang menyentuh barang secara bergantian. Kantin sekolah pun belum diperbolehkan beroperasional.

Adapun untuk bagi siswa SD, masih kata Totok, dimulai pertengahan bulan Mei tahun ini. "Tapi nanti jumlah rombel (rombongan belajar) untuk siswa SD maksimal 14 siswa (dalam satu kelas)," ujarnya. (man/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sakit Hati Gara-Gara Diselingkuhi Istri, Rumah ini Dihancurkan Suami':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO