SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengaku optimis bahwa Indonesia, khususnya Jawa Timur, bisa menjadi eksportir makanan halal (halal food) terbesar di dunia. Rasa optimis tersebut juga diperkuat oleh peran Pondok Pesantren (Ponpes) bersama para alumninya melalui gerakan One Pesantren One Product (OPOP).
"Kita ini negara dengan penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia. Akan tetapi, untuk halal food ternyata kita saat ini merupakan importir halal food terbesar di dunia. Maka, lewat peran OPOP ini mari bismillah kerja keras dan profesional merubah dari importir menjadi eksportir halal food lewat potensi ponpes dan para alumninya serta jejaring semua aspek strategis," ungkapnya saat membuka ekspo OPOP Provinsi Jatim di Maspion Square Surabaya, Jumat (18/12).
BACA JUGA:
- Lantik PW IKA Unair Kepri, Khofifah Sampaikan 3 Hal Penting untuk Alumni
- Ikhtiar Wujudkan Generasi Emas 2045, Khofifah Kukuhkan Bunda Asuh Peduli Stunting Kepri
- Kepala Dindik Jatim Tegaskan Tidak Ada Larangan Study Tour
- DPRD Jatim Setujui LKPJ Gubernur Akhir Tahun Anggaran 2023, Adhy Karyono Beberkan Target Kinerja
Gubernur Khofifah menyebut, ekportir halal food bisa diwujudkan melalui sinergi bersama antara pesantren, pemerintah, sekror swasta, lembaga strategis seperti BI dan OJK, jaringan diaspora, dan alumni pesantren yang sangat luas diharapkan bisa membalik dari importir menjadi eksportir makanan halal terbesar di dunia.
"Saya rasa kita memiliki energi dan potensi untuk itu. Oleh karenanya sinergitas dengan ponpes menjadi salah satu kekuatan yang perlu mendapatkan pendampingan berkelanjutan," terangnya.
Menurutnya, terdapat sebuah potensi besar yang dimiliki oleh pesantren, termasuk ekosistemnya. Di mana pesantren tersebut memiliki santri beserta alumninya. Alumni pesantren tersebar se-Indonesia, memiliki jejaring yang diharapkan menjadi potensi besar di negara yang umat Islamnya terbesar di dunia ini.
Gubernur perempuan pertama di Jatim itu menyebut, untuk memperoleh hasil yang optimal, ponpes perlu pendampingan terutama pada aspek pengelolaan keuangan dan jejaring pasar seperti dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI).
Tak hanya itu, jika membutuhkan akses permodalan terdapat Himpunan Bank Nagara (Himbara) yang didalamnya terdapat Bank Mandiri, BNI, BRI sampai Bank Jatim.