Tak Paham Gramatika Arab, Spanduk HTI Jadi Lelucon di Media Sosial

Tak Paham Gramatika Arab, Spanduk HTI Jadi Lelucon di Media Sosial

BangsaOnline-Bencana yang terjadi di Banjarnegara beberapa waktu lalu (2014) mengundang simpati di berbagai lapiran masyarakat, baik individu maupun kelompok, seperti partai, ormas, dan sebagainya. Termasuk dari salah satu gerakan transnasional yang anti-NKRI turut ambil bagian untuk menarik simpati, yaitu Hizbut Tahrir Indonesia ().


Spanduk berwarna hitam putih dan garis jingga pun dibentangkan oleh pihak . Spanduk itu bertuliskan "HIZBUT TAHRIR INDONESIA" pada bagian atas, "Allahummagh Firlahum warhamhum Wa'afihi Wa'fu'anhum" pada bagian tengah, dan "DPD-II BANJARNEGARA ... CP. 081334670290" pada bagian bawah.

Spanduk DPD-II Banjarnegara itu ternyata menjadi bahan lelucon di sosial media dan mendapatkan sindiran di sebuah group facebook "Thariqah Sarkubiyah". Pasalnya seolah mendoakan 'via Spaduk'.

"Mendoakan mayit via tahlil tidak sampai dan bid'ah, tp kalo via spanduk bisa sampai dan tidak bid'ah. Inilah cara . ", tulis Dafid yang mengupload spanduk tersebut.

"Sampai tidaknya silakan hub Contact Person qiqiqi...", tulis Idham Kholid mengomentari.

"enek ae pencitraane"
, tulis akun Aziz Irsyad.

Nitizen juga menyindir soal penulisan do'a tersebut yang ternyata Dewan Perwakilan Daerah (DPD)-II Banjarnegara perlu belajar tentang penggunaan dlomir. Sebab, mereka menulis 'wa'afihi' dengan dlomir mufrod, sedangkan yang lainnya menggunakan dlomir jama'.

"Tulisane ae salah....", komentar akun Bocah Angon.

"Itu aja nulisnya salah dasar . Yg lain zhomirnya jama' (HUM) kok yg WA'AFIHI zhomirnya mufrod weqeqeqeqe. .....", sindir akun Ibnu Ma'sud.

" Wa'afihi? Padahal sek sakdurunge marje'e jama' kabeh... Hahahaha", tulis Wajih Harun.

" Nulis aja salah apa lagi suruh baca , makanya membet'ah kan tahlil dll itu.", tulis akun Zainal Arifin.

"harusnya " WA'AFIHIM" bukan WA'AFIHI seperti tertulis di spanduk ... gitu mas ... karena dhomir sebelumnya juga pake jama' ... itu baru bab "dhomir" gimana kalo ngaji bab "KULLU" wuah pasti rameee ... nih ...", tulis akun Masih Dadang Sukendr.

"Allahummaghfirlahum warhamhum Wa'afiihim wa'fu'anhum... dhomir "hum" mbalik ke , ben tobat...", tulis akun Fahmi Ali.

"Sinau nahwu shorofe karo mbah google..... dadi salah kaprah", tulis akun Yaya Suraya.

"Memajang distorsi dan kejahilan di tengah jalan..", tulis akun Kang Aldi.

Penulisan yang benar semestinya menggunakan dlomir jama' semuanya :

اللهم اغفر لهم وارحمهم , وعافهم واعف عنهم
Allahummagh-fir Lahum warhamhum wa'afihim wa'fu 'anhum


Muslimat dan Muslimah

Selain diatas, ada "lelucon" lain yang menarik untuk diketahui. Bila di ada Muslimat , maka pun membuat perkumpulan perempuan-perempuan dengan nama "Muslimah ".

Sama-sama ada bagian perempuan-perempuan -nya. Bedanya, juga memiliki Fatayat (pemudi-pemudi), dan memberikan nama dengan pengetahuan sehingga menggunakan kata "Muslimat" dalam bentuknya jama', sedangkan memberikan nama "Muslimah" tunggal. .

Muhammad Shofa As-Syadzili sok islam

Badri Amien suruh nyantri dulu shof ke ponpes sukerejo asembagus situbondo, kasih kitab amtsilatut-thasrif. kamu kan ustadz dulu disana!

Gayatri W. Muthahari jadi kayak bahasa Hindi ya?

Badri Amien mbak, itu mungkin telah terjadi Evolusi Bahasa.

Gayatri W. Muthaharihehehehe acha acha nehi nehi

Sumber: muslimedianews

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Khilafah Proyek Politik Inggris? Ini Alasan Hizbut Tahrir Bolehkan Cium Cewek Bukan Muhrim':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO