GRESIK, BANGSAONLINE.com - Ketua DPRD Gresik, Fandi Akhmad Yani menyesalkan kinerja Pemkab Gresik dalam menangani Covid-19. Hal ini lantaran jumlah pasien positif Covid-19 terus naik. Bahkan, dr. Tirta menyebut tingkat penularan Covid-19 di Gresik menjadi salah satu yang tertinggi di Jawa Timur.
Dalam unggahan dr. Tirta di media sosial (medsos) Instagram dua hari lalu, tampak tingkat penularan Covid-19 di Gresik mengalahkan Sidoarjo dan Surabaya.
Terkait hal ini, Gus Yani -sapaan akrab Ketua DPRD- menilai Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Gresik gagal menangani kasus virus corona. "Setiap hari kasus positif jumlahnya makin bertambah. Tercatat, hingga Jumat (10/7), sudah tembus 1.107 orang. Kerja Pemkab Gresik harus extraordinary," kata Gus Yani.
Gus Yani juga menilai edukasi yang dilakukan Gugus Tugas Covid-19 kepada masyarakat sejauh ini masih belum maksimal.
"Keseriusan Pemkab Gresik hanya sebatas lips service. Hal ini terbukti dengan terpaparnya 27 ASN di lingkungan Pemkab Gresik, termasuk salah satu pejabat eselon II. Sejak awal Bupati Gresik Sambari Halim Radianto mengatakan tegak lurus, tapi edukasi dan langkah pencegahan yang dilakukan ke masyarakat dan ASN kurang maksimal. Akibatnya, banyak ASN yang terpapar kan, termasuk para pejabat," cetus Gus Yani.
"Saya kaget saja kalau dr. Tirta sampai menyebut Gresik. Ini tidak bisa diremehkan, karena dia influencer di medsos dengan pengikut lebih dari 1,6 juta. Artinya, kinerja Pemkab Gresik mulai jadi sorotan masyarakat luas," tuturnya.
Sebelumnya, dr. Tirta melalui akun Instagramnya @dr.tirta, mengunggah data epidemiologi pemerintah provinsi (Pemprov), Kamis (9/7) lalu.
Pria berkacamata yang berprofesi sebagai dokter, aktivis, sekaligus pengusaha itu sempat viral setelah membantu menangani pasien positif virus Corona sejak kemunculan awal di tanah air.
Dalam data yang diunggah, tampak 11 daerah yang berasal dari Jawa Timur beserta status risiko dan skor. Berdasarkan unggahan dr. Tirta, lokasi penularan paling tinggi di Jawa Timur ditempati oleh Gresik, kemudian Sidoarjo, Surabaya, dan Malang. (hud/rev)