Tafsir Al-Kahfi 13-14: Ashabul Kahfi dan Wapres KH. Ma’ruf Amin

Tafsir Al-Kahfi 13-14: Ashabul Kahfi dan Wapres KH. Ma’ruf Amin KH. Ma'ruf Amin, Wakil Presiden RI. foto: PinterPolitik

Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*

13. Nahnu naqushshu ‘alayka naba-ahum bialhaqqi innahum fityatun aamanuu birabbihim wazidnaahum hudaan

Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka.

14. Warabathnaa ‘alaa quluubihim idz qaamuu faqaaluu rabbunaa rabbu alssamaawaati waal-ardhi lan nad’uwa min duunihi ilaahan laqad qulnaa idzan syathathaan

Dan Kami teguhkan hati mereka ketika mereka berdiri lalu mereka berkata, “Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami tidak menyeru tuhan selain Dia. Sungguh, kalau kami berbuat demikian, tentu kami telah mengucapkan perkataan yang sangat jauh dari kebenaran.”

TAFSIR AKTUAL

Setelah paparan global di atas, kini Tuhan memulai berkisah tentang ashabul kahfi tersebut dengan lebih dahulu memberi statement kesungguhan sebagai pembuka. Bahwa yang akan dikisahkan ini adalah kejadian sesungguhnya, kisah nyata, dan bukan fiktif.

Ini sengaja ditandaskan, mengingat para kafir Makkah dan para pendeta, Yahudi, dan Nasrani nampak ingkar dan tidak percaya terhadap pemberitaan al-qur'an, padahal sejatinya mereka mengetahui. Artinya, para pendeta diundang dengan hormat agar bersedia membuka sejarah masa lampau dan membacanya secara jujur, benarkah apa yang dikisahkan oleh al-qur'an ini. Itulah al-qur'an, satu-satunya kitab suci yang terbuka dan menantang.

"innahum fityah amanu birabbihim". Ashabul kahfi itu sesungguhnya pemuda-pemuda yang mempunyai prinsip keimanan yang sangat tangguh. Ketangguhan dan kegigihan keimanan tersebut, selanjutnya ditopang dengan hidayah Tuhan yang sangat melekat. "wa zidnahum huda".

Dari prinsip keimanan yang ada di dada mereka masing-masing, selanjutnya dipadukan oleh Tuhan menjadi satu kesatuan dan satu kekuatan imani yang amat dahsyat. Tak lekang karena panas dan tak pula lapuk karena hujan. Begitulah jika Tuhan sudah menyatukan kekuatan, maka tidak akan ada kekuatan lain yang mampu mengganggu. "wa rabathna 'ala qulubihim...". Di sini kebulatan tekad mempertahankan keimanan terbentuk.

"Innahum fityah". Terbaca, bahwa jiwa pemuda itu tangguh, darahnya cepat mendidih dan emosinya meledak-ledak. Sejarah menulis beberapa peran pemuda dalam perjuangan agama. Semua utusan Tuhan adalah "kawula muda", atau berjiwa muda atau menghimpun kawula muda sebagai back up-nya. Belasan pemuda dihimpun Rasulullah SAW di Dar al-Nadwah dan didoktrin untuk perjuangan Islam.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO