Sosiolog Dr. Ria Angin Jelaskan Dampak Social Distancing di Pedesaan dan Perkotaan

Sosiolog Dr. Ria Angin Jelaskan Dampak Social Distancing di Pedesaan dan Perkotaan Dr. Ria Angin, M.Si.

JEMBER, BANGSAONLINE.com - Di tengah wabah penyebaran virus Corona (), pemerintah mengimbau masyarakat untuk lebih menjaga interaksi dengan melakukan social distancing. Namun, menurut Sosiolog Universitas Muhammadiyah (UMJ) Dr. Ria Angin, M.Si, imbauan pemerintah tentang social distancing ini tidak berpengaruh signifikan di wilayah pedesaan.

Menurut Ria, pola hubungan sosial di lapisan masyarakat pedasaan tidak ada perubahan secara besar dengan adanya dan anjuran social distancing itu.

“Dari analisis saya, tidak ada perbedaan terkait imbauan social distancing. Hanya bedanya, saaat ini warga di desa interaksi menggunakan masker,” kata Dosen Analisa Kebijakan Pemerintahan, Prodi Ilmu Pemerintahan FISIP UM ini, saat dikonfirmasi melalui ponselnya, Jumat (10/4/2020) sore.

Sejauh ini, kata Ria, hubungan sosial masyarakat pedesaan masih tetap layaknya sebelum ada wabah. “Pola hubungan sosial yang masih terjaga di pedesaan, karena masyarakat pedesaan mayoritas tidak bergantung pada pekerjaan di sektor informal. Sehingga aktivitas sehari-hari mereka relatif tidak terganggu, seperti halnya para petani di pedesaan,” katanya.

Meski begitu, menurut Ria, bukan berarti masyarakat pedasaan tidak sadar dengan bahaya . “Kesadaraan itu bisa dilihat dengan adanya pengawasan masuk, bagi orang yang berasal dari luar desa. Ini menunjukan bahwa masyarakat di pedesaan sejatinya tetap menjaga lingkungan tempat tinggal mereka dari ancaman ,” katanya.

Lebih jauh Ria menjelaskan, perubahan relasi hubungan sosial justru dapat dilihat di masyarakat perkotaan. “Seiring dengan banyaknya perusahaan-perusahaan di perkotaan yang merumahkan pekerjanya ini, bisa menjadi pukulan bagi masyarakat perkotaan. Semula memiliki kesibukan, dengan dirumahkannya pekerja, maka orang tersebut otomatis tidak memiliki aktivitas,” ulasnya.

Kondisi yang berlaku secara mendadak, ditambah dengan tidak adanya persiapan, membuat masyarakat perkotaan canggung. “Kesulitan ekonomi menjadi momok, dan harusnya kondisi seperti ini, peran serta masyarakat di sekitar harus lebih tanggap,” katanya.

Oleh karena itu, disarankan oleh Ria, agar masyarakat perkotaan berinisiatif untuk mengolah daya pikir dan rasanya, untuk lebih kreatif dan inovatif. “Untuk kemudian menciptakan suatu pekerjaan atau kesibukan baru di tengah badai . Sehingga kondisi survive (bertahan hidup) dalam kondisi terdesak, dapat lebih ditekankan dan terlatih,” katanya. (ata/yud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'SNG Cargo: Warna Baru Industri Logistik di Indonesia':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO