Ratusan Hektare Tanaman Padi di Kediri Terancam Serangan Hama Wereng Coklat

Ratusan Hektare Tanaman Padi di Kediri Terancam Serangan Hama Wereng Coklat Ir. Sahatua Panjaitan didampingi oleh Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT ) Subakir, dan PPL Kec. Ngasem Yayuk Anisa, saat memberi ketarangan. foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Sedikitnya 326 Hektare tanaman padi di Kabupaten Kediri terancam serangan hama WBC (Wereng Batang Coklat). Wereng batang coklat menyerang batang padi bagian bawah, sehingga sulit diketahui oleh petani.

Ir. Sahatua Panjaitan, Kasi Perlindungan Tanaman dan Pengamanan Pangan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri, menjelaskan bahwa akumulasi serangan hama wereng batang coklat di Kabupaten Kediri per 15 Maret 2020 tercatat 25,8 hektare.

"Sementara areal waspada karena terancam serangan WBC, mencapai 326,5 hektare," kata Sahatua Panjaitan didampingi oleh Subakir, POPT (Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman) dan Yayuk Anisa, S.P.,  .Agr., PPL Kec. Ngasem, Kamis (20/3).

Menurut Sahatua, begitu mendapat laporan terkait serangan hama wereng batang coklat itu, pihaknya langsung memberikan bantuan pestisida kepada kelompok tani.

"Selanjutnya dilakukan gerakan pengendalian pada area serangan dan area waspada dengan melibatkan anggota kelompok tani didampingi petugas lapangan kami, yaitu POPT, mantri tani, maupun penyuluh," terang Sahatua.

Sementara itu, Yayuk Anisa, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kecamatan Ngasem mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan gerakan pengendalian di Desa Paron, Kecamatan Ngasem.

"Di Desa Paron, sekitar 20 hektare yang sudah diserang hama wereng batang coklat ini. Setelah dari Paron, hal yang sama akan kami lakukan di Desa Doko dan Gogorante. Sebelumnya kami sudah melakukan hal sama di Desa Wonocatur," kata Yayuk.

Menurut Yayuk, banyak faktor yang bisa memicu serangan hama wereng ini, antara lain adalah pola tanam tidak serempak. Tanam tidak serentak berpotensi munculnya hama wereng karena siklus wereng tidak berhenti, dan akan terus berkembang dari sawah satu ke sawah lainnya.

Kemudian, penggunaan varietas padi yang sama di setiap musim tanam, dan penggunaan jarak tanam yang rapat. Hal itu juga berpotensi membuat hama wereng berkembang biak dengan baik, di samping penggunaan pestisida yang tidak bijak.

Untuk mencegahnya, Yayuk meminta petani juga melakukan eradikasi. "Eradikasi atau pemusnahan secara total bekas tanaman padi sangat diperlukan untuk lahan pertanian yang sudah terserang hama wereng sebelumnya. Sebab, jika tidak dilakukan pumusnahan total, maka virus dan sisa telur yang masih tertinggal akan berkembang," pungkas Yayuk. (uji/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO