Minimalisir Politik Uang, Wabup Sumenep Imbau Tingkatkan Pendidikan

Minimalisir Politik Uang, Wabup Sumenep Imbau Tingkatkan Pendidikan Wakil Bupati Sumenep Achmad Fauzi saat menghadiri Halaqah Kebangsaan di Pendopo Agung, Keraton Sumenep.

SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Peningkatan pendidikan masyarakat penting untuk meminimalisasi money politic atau politik uang di setiap momen pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu), baik Bupati/Wali Kota, Gubernur, Presiden, anggota Legislatif, dan Kepala Desa.

Hal ini disampaikan Wakil Bupati (Wabup) Sumenep, Achmad Fauzi, S.H. Ia mengatakan, faktor tingkat pendidikan menjadi salah satu aspek yang paling banyak berpengaruh dalam menyadarkan masyarakat untuk menolak terhadap rayuan politik uang di setiap momen Pemilihan Umum (Pemilu), tak terkecuali pemilihan Kepala Desa.

“Seluruh lembaga pendidikan formal maupun nonformal, partai politik, dan organisasi kemasyarakatan mempunyai peran penting dalam upaya menyadarkan masyarakat untuk mencegah sekaligus menghindari money politik di setiap Pemilu,” ujarnya pada Halaqah Kebangsaan di Pendopo Agung, Keraton Sumenep, Jumat (14/02/20).

Ia berharap seluruh elemen, baik tokoh masyarakat, tokoh agama, dan kalangan pelajar, serta pemuda melibatkan dirinya, dalam semua proses pendidikan politik, sekaligus proses pelaksanaan Pemilu. “Seluruh elemen masyarakat agar berperan aktif menyosialisasikan pemberantasan politik uang, bahkan menggalakkan “budaya malu” sebagai gaya hidup kepada kandidat dan kader partai politik termasuk pada juga masyarakat, agar mereka menolak ketika ada tawaran politik uang,” jelasnya. 

Upaya Meminimalisir Praktek Money Politic dan Oligarki pada tahun Politik 2020 di Kabupaten Sumenep diadakan Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep dengan menghadirkan narasumber dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Sumenep.

Kata Fauzi, penyelenggara Pemilu juga mempertajam sosialisasi politik sebagai senjata untuk meminimalisir praktek budaya money politic, karena sosialisasi lebih terkhusus pada penyuluhan tentang sistem, budaya dan persoalan politik lainnya.

“Dengan sosialisasi ini diharapkan bisa menjadi daya tarik masyarakat, untuk merubah budaya money politic yang meresahkan. Karena Pemilu sebagai sebuah mekanisme dalam berdemokrasi, merupakan peristiwa penting untuk memilih pemimpin dalam pemerintahan,” pungkasnya. (aln/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO