Tafsir Al-Isra 81: Menghancurkan Patung, Bolehkah?

Tafsir Al-Isra 81: Menghancurkan Patung, Bolehkah? Ilustrasi

Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*

81. Waqul jaa-a alhaqqu wazahaqa albaathilu inna albaathila kaana zahuuqan

Dan katakanlah, “Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sungguh, yang batil itu pasti lenyap.


TAFSIR AKTUAL

Tegas sekali pernyataan ayat di atas, bahwa begitu kebenaran tiba, maka kebatilan harus sirna. Abdullah ibn Mas'ud menuturkan, bahwa ketika 'Am al-Fath, penaklukan kota Makkah, Rasulullah SAW masuk masjid al-Haram dan melihat sekitar 360 patung dengan berbagai karakter dipajang di seputar Ka'bah.

Sambil membaca ayat ini , "... ja'a al-haqq wa zahaq al-bathil, inn al-bathil kan zahuqa". beliau mencolek (ndudul) patung-patung tersebut satu per satu dengan sebilah kayu kecil yang dipegangnya. Ajaib sekali, hanya dengan sentuhan ringan, patung-patung itu roboh seketika. Padahal patung itu berat, kokoh berdiri di atas lantai. Beberapa ada yang ditanam setengah permanen.

Para sahabat hanya bisa terkagum-kagum melihatnya dan beliau menyuruh mereka segera menghancurkan dan membuang keluar masjid. Ramai-ramai para sahabat membersihkan masjid al-haram dari puing-puing patung. Mereka bertakbir memuji kebesaran Tuhan atas kembalinya masjid terhormat nomor satu itu ke pangkuan umat Islam. Fath Makkah adalah reformasi paling agung di dunia, damai, tuntas tanpa setitik pun darah menetes.

Penghancuran patung-patung sesembahan tersebut mutlak dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabat atas perintah beliau karena kondisi waktu itu adalah perang. Perang antara yang haq (islam) dan yang batil (kekufuran-kemusyrikan), hanya saja saja mereka menyerah sebelum pertempuran terjadi.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO