Tafsir Al-Isra' 78: Kurang Baik, Ngimami Shalat Shubuh Baca "Qul Hu"

Tafsir Al-Isra Ilustrasi

Perkara bacaannya tentu kondisional. Yakni bacaan firman suci sesuai era masing-masing. Dan era nabi kita adalah Al-Qur'an. Oleh karena itu, seorang imam shalat shubuh setelah membaca al-fatihah janganlah membaca surat pendek, apalagi super pendek seperti Al-Kafirun, Al-Ikhlas, dan sebangsanya. Selain shubuh, silakan. Bahkan ada yang fanatik membaca dua surat tersebut ketika shalat maghrib. Gak ganti-ganti. Pokoknya maghrib, ya Qul Ya dan Qul Huw. Katanya ada hadisnya, dan dia memedomani apa adanya. Monggo..

Untuk Shubuh, ini bukan masalah sah dan tidak sah, melainkan masalah untung dan rugi. Perkara sah, sudah pasti sah, tapi rugi. Mumpung disaksikan banyak malaikat, maka sayang sekali jika hanya ayat pendek yang dibaca. Banyaknya huruf-huruf Al-Qur'an yang dibaca dan disaksikan malaikat, kemudian diunggah ke hadirat Allah SWT tentu menambah kebajikan dari bacaan Al-Qur'an tersebut.

Untuk itu, sebaiknya jama'ah shubuh jangan terlalu awal waktu. Adzan, sebentar langsung iqamah. Hendaknya diundur sedikit, kira-kira lima belas sampai dua puluh menit setelah adzan. Hal ini untuk memberi kesempatan kepada teman-teman yang karena sesuatu hal terlambat datang ke masjid.

Alasan kedua, karena agama memberi perhargaan lebih pada shalat sunnah dua rakaat qabliyah (sebelum) shubuh, yang oleh al-Hadis diistilahkan "rak'ata al-fajr". Dilakukan setelah masuk waktu shubuh, sebelum melakukan shalat wardlu shubuh. Pahalanya besar dan fadilahnya digambarkan lebih bagus ketimbang dunia seisinya. Shalat sunnah ini dilakukan sedang-sedang saja, tidak berlama-lama.

Dalam madzhab Hanafi ada pendapat yang menunjuk waktu afdlal shalat shubuh malah agak akhir, ishfirar, ramyang-ramyang, langit menguning pertanda matahari siap-siap mulai terbit. Mungkin karena lebih mengakomodir jamaah yang agak terlambat bangun pagi. Pendapat ini kurang populer, meskipun ada juga yang mengamalkan.

*Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag adalah Mufassir, Pengasuh Rubrik Aktual HARIAN BANGSA, dan Pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ), Tebuireng, Jombang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO