KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Kunjungan wisatawan ke Kota Batu ternyata tidak berdampak positif bagi petani. Hal itu terungkap dari hasil penelitian Eutenika, sebuah perkumpulan peneliti Universitas Brawijaya bidang pertanian yang melakukan penelitian di Kota Batu.
“Meski jumlah kunjungan wisatawan dapat meningkatkan pendapatan daerah, tapi bagi masyarakat lokal Kota Batu tidak memiliki pengaruh terhadap kehidupan mereka secara ekonomi khususnya petani,” kata Rahmat Fauzi. salah satu peneliti Eutenika, Ahad (24/11).
BACA JUGA:
- Ini Pesan Pj Wali Kota Aries Agung pada Salat Idulfitri 1445 H di Halaman Mapolres Batu
- Beberapa Langkah Disiapkan Pemkot Batu untuk Hadapi Wisatawan dan Arus Mudik Lebaran 1445 H
- Pj Wali Kota Batu Bagikan Bingkisan Lebaran pada 94 Penjaga Sekolah
- Langkah TP PKK Kota Batu di Peringatan Hari Peduli Autisme Sedunia
Dikatakan, Pemerintah Kota Batu dalam hal meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan mempromosikan pariwisata seharusnya menggandeng petani. Pasalnya, keberadaan mereka juga sangat berpotensi dalam pengembangan pariwisata di Kota Batu.
“Promosi bidang pariwisata harus melibatkan sektor pertanian, sebab mayoritas lahan di Kota Batu adalah lahan pertanian,” papar Rahmat Fauzi.
Ditambahkan, jika wisata pertanian yang berbasis alam bisa dipromosikan oleh pemerintah Kota Batu, maka petani tidak akan risau dengan mata pencahariannya. Sebab, sinergi sektor pertenian dengan pariwisata diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
Berdasarkan data yang diperoleh Eutenika, wisata alam dengan menggandeng petani-petani kecil atau kelompok tani dan masyarakat lokal akan memiliki dampak positif jika dikemas dengan baik. Namun demikian, hal tersebut membutuhkan kordinasi antarlembaga dan dinas terkait.
Ditemui terpisah, Rudy Madiyanto, Peneliti Pertanian dan juga Petani Desa Sumber Brantas menambahkan, Pemkot Batu perlu menerbitkan Peraturan Wali Kota (Perwali) terkait pengaturan pemasaran hasil pertanian yang berada di Kota Batu.
“Harapannya, hasil pertanian bisa diserap hotel maupun restoran yang berada di Kota Batu. Di samping itu, sektor pertanian juga bisa dijasikan obyek wisata edukasi, semisal wisata petik hasil pertanian dan lain-lain,” ungkap Rudy Madiyanto. (asa/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News