SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Thailand adalah salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang berhasil mengemas sungai yang awalnya hanya untuk transportasi saja hingga menjadi sebuah destinasi wisata yang digemari para wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Wisatawan mancanegara di antaranya dari Paris, London, dan Dubai serta wisatawan Asia.
Saking digemarinya wisata andalan negeri gajah putih ini, otoritas setempat klaim kunjungan wisatawan mancanegara ke Thailand, khususnya Kota Bangkok, tahun 2018 mencapai angka 20 juta jiwa. Bahkan menjelang akhir tahun 2019 ini mereka mencatat sudah di angka 22 juta jiwa.
BACA JUGA:
- Lantik 2.086 PPPK, Wali Kota Surabaya Imbau Maksimalkan Tugas Kepada Masyarakat
- Antisipasi Lonjakan Pendatang Baru, Pemkot Surabaya Lakukan Pendataan
- Kuliah di Luar Negeri itu Gampang, Tinggal Pilih, di Turki atau Thailand
- Digitalisasi Informasi Inklusif dan Ramah Disabilitas: Pemilu Berkeadilan di Surabaya
Maka, tidak salah jika kemudian Pemerintah (Pemkot) Surabaya memutuskan untuk berkunjung ke negeri gajah putih ini untuk melakukan studi banding terkait transportasi, serta tentunya wisata airnya juga, akhir Oktober lalu.
Dipimpin oleh Kepala Dinas Infokom Kota Surabaya M Fikser, rombongan yang terdiri dari 10 pejabat Pemkot dan 35 Jurnalis dari berbagai media, baik cetak, online, radio, dan televisi ini tiba di Bandara Suvarna Bhumi Bangkok langsung diantar ke Sungai Chao Phraya.
Sungai Chao Phraya memiliki panjang tak kurang dari 372 Km. Sungai ini merupakan pertemuan empat sungai kecil, Ping, Wang, Yom, dan Nan, di daerah Nakhon Sawan yang berada di wilayah Utara Thailand. Dengan lebar sekitar 250 m, sungai ini menjadi bagian terpenting dari sarana transportasi warga Thailand sejak kota Bangkok didirikan tahun 1782.
Betapa tidak, hampir seluruh kota di Thailand dari Utara sampai Selatan dilalui sungai Chao Phraya ini, seperti kota Chainat, Ang Tang, Ayyutaya, dan masih banyak lagi. Aliran sungai ini mengalir dari Bangkok hingga bermuara di Teluk Thailand.
(Aktivitas transportasi air plus pariwisata di Sungai Chao Phraya)
Pemandu rombongan Pemkot Surabaya Mr Dee menerangkan bahwa Sungai Chao Phraya ini merupakan sungai penting di negaranya. Fungsinya mulai dari untuk irigasi, pasar terapung, hingga tulang punggung transportasi penduduk di sekitar melalui kanal-kanal yang ada.
"Kanal-kanal tersebut terhubung hingga ke kampung-kampung hingga suatu waktu kota ini dijuluki sebagai Venesia di Timur," terangnya.
Di pinggir sungai Chao Praya ini banyak tempat yang bisa dipakai untuk berjalan-jalan seperti Asiatique The Riverfront yang terkenal. Dari pinggir sungai ini bisa dilihat aktivitas transportasi maupun wisata airnya yang hilir mudik.
"Ada bus sungai (river buses), Cross River Ferry, Taxi Air, hingga Tourist Boat semacam bus air yang bisa menampung puluhan penumpang," ucap Mr Dee.
Rombongan sempat menjajal torist boat dengan menyusuri Sungai Chao Praya hingga menuju ke Kuil Wat Arun. Di kanan-kiri sungai wisatawan bisa melihat pemandangan sekeliling bangunan kota Bangkok. Sesampai di sekitar dermaga kuil, rombongan bisa memberikan makan ikan patin sebuah roti yang sebelumnya sudah diberikan oleh Mr Dee satu per satu.
(Rombongan Pemkot Surabaya bersama para awak media saat menyusuri Sungai Chao Phraya)
Uniknya, ikan patin di Sunga Chao Phraya ini tidak boleh dipancing lebih-lebih sampai dimakan. Beda jauh nasib ikan patin ini jika berada di Indonesia. Dengan bahasa indonesia yang fasih, Mr Dee yang asli Bangkok ini menyampaikan bahwa ada semacam mitos jika muncul ikan yang berwarna putih dan bagi siapa yang berhasil memberinya makan akan mendapat keberuntungan.
Susuri Kanal Phadung Krung Kasem