Pasca Launching Nawa Tirta, Lia Istifhama Merapat ke PDI Perjuangan

Pasca Launching Nawa Tirta, Lia Istifhama Merapat ke PDI Perjuangan Lia Istifhama diterima Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jatim Sri Untari Bisowarno dan Wakil Ketua DPD PDIP Jatim, serta sejumlah elit partai saat mengambil formulir pendaftaran bakal calon Wawali Surabaya. foto: DIDI ROSADI/ BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pasca launching program Nawa Tirta, Lia Istifhama langsung merapat ke partai politik. Pengurus Fatayat NU Jawa Timur itu mengambil formulir pendaftaran Bakal Calon Wakil Wali Kota Surabaya ke DPD PDIP Jatim, Jalan Kendangsari Industri, Rabu (11/9) petang.

Ning Lia, sapaan akrabnya ditemani oleh beberapa temannya yang sesama alumni Universitas Airlangga (Unair) saat mengambil formulir pendaftaran Bakal Calon Wakil Wali Kota Surabaya tersebut.

Lia diterima Sekretaris DPD PDI Perjuangan Sri Untari Bisowarno, Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Whisnu Sakti Buana, dan sejumlah elit partai pemenang pemilu tersebut.

"Saya mengambil formulir wakil wali kota karena pertama PDIP ini partai yang dominan, pasti internal mengutamakan kader-kader yang potensial. Dan yang kedua ini penghargaan saya kepada relawan saya yang banyak dari 'kalangan merah', jadi saya menghargai jerih payah mereka," tutur perempuan asli Kecamatan Wonocolo itu ditemui usai pengambilan formulir.

Keponakan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa ini pun mengetahui jika sudah ada beberapa tokoh yang juga mendaftar untuk Bakal Calon Wakil Wali Kota Surabaya lewat PDIP.

Mulai dari Anggota DPRD Jatim Armuji, lalu Wakil Ketua DPD PDIP Jatim Eddy Tarmidi Widjaja, hingga Pengurus Muslimat NU Jatim Dwi Astuti.

"Kita bukan bersaing, tapi sama-sama maju. Yang terpenting tata cara persyaratan akan saya ikuti. Kita sama-sama berproses dan tidak tahu siapa yang dapat rekomendasi kan," lanjut Ketua III STAI Taruna Surabaya ini.

Dalam proses mengikuti berbagai tahapan Pilwali Surabaya 2020 ini, Ning Lia mengaku beberapa kali meminta arahan Khofifah Indar Parawansa.

"Tapi saya lebih menghargai beliau sebagai kepala daerah yang tidak harus selalu dicampuri masalah politik seperti ini, apalagi tahapan Pilwali masih panjang. Sebagai kepala daerah kita harus sama-sama menjaga marwah Ibu (Khofifah)," tambahnya.

Kedepan Ning Lia juga akan melanjutkan safari politik untuk berkomunikasi dengan partai politik lainnya. "Kita akan tetap jalin silaturahmi dan bila perlu melakukan pengurangan untuk silaturahmi ke beberapa partai politik," pungkas semifinalis Ning Surabaya 2005 itu. (mdr/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO