SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Angka populasi sapi potong di Jatim masih menjadi polemik. Pasalnya, perhitungan dari Dinas Peternakan dengan para pelaku usaha sapi di Jatim berbeda. Versi Dinas Peternakan populasi sapi saat ini surplus, sehingga masih bisa memenuhi kebutuhan daerah lain.
Menurut data Dinas Peternakan Jatim, populasi sapi potong di Jatim saat ini mencapai 4,6 juta ekor atau menyumbang 27% dari populasi nasional. Sedangkan produksi daging sapi Jatim menyumbang 20% atau sekitar 575.557 ton dan tingkat konsumsi Jatim hanya 447.460 ton sehingga mengalami surplus 128.117 ton.
BACA JUGA:
- Bertemu Dubes Thailand, Khofifah Bahas Peningkatan Kerja Sama di Sejumlah Sektor
- Adhy Harap Kepala BI Jatim yang Baru Bisa Perkuat Kolaborasi Pertumbuhan dan Digitalisasi Ekonomi
- Hadiri HUT ke-64 Kaisar Jepang, Pj. Gubernur Adhy Dorong Penguatan Kerja Sama Lintas Sektor
- Jelang Ramadan, Pj Gubernur Jatim Sidak Pasar, Beberapa Komoditas Bapok Alami Kenaikan Harga
Kabid Pemasaran Dinas Peternakan Jatim, Kusdiryanto menegaskan jika data populasi sapi yang dimiliki oleh dinas peternakan mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS).
"Kami tidak bisa amengeluarkan data. Karena sesuai Undang-undang acuan data, ya BPS,” terang Kusdiryanto, pada seminar ketahanan pangan Jawa Timur di Hotel Sahid Surabaya, Kamis (1/8).
Dirinya juga menyatakan siap untuk berdiskusi dan tukar pikiran untuk membahas tata niaga daging. Sehingga ditemukan formulasi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan daging di Jawa Timur.
Sedangkan di lapangan para pelaku usaha menemukan fakta yang berbeda. Jumlah sapi di Jatim defisit. Karena sedikitnya jumlah sapi potong yang dipotong di beberapa jagal di Jatim. Selain itu di pasar sapi jumlah sapi semakin lama semakin menurun.
“Pertumbuhan penduduk dengan populasi (sapi) itu kan sebenarnya tidak berimbang. Ketika pertumbuhan penduduk tidak diikuti populasi sapi, tentu tidak berimbang,” ucap Humas Paguyuban Pedagang Daging (PPD) Jatim, Dondik.