BLITAR, BANGSAONLINE.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar mengingatkan masyarakat agar tidak perlu resah dengan informasi gempa besar yang akan terjadi di pesisir selatan Pulau Jawa serta berpotensi tsunami.
Kepala BPBD Kabupaten Blitar Heru Irawan mengatakan informasi yang beredar sejauh ini hanya potensi. Potensi berbeda dengan prediksi. Bahkan potensi itu sejauh ini belum bisa diprediksi oleh para pakar dan ahli kapan benar-benar akan terjadi.
BACA JUGA:
- Diterjang Puting Beliung, Belasan Rumah di Blitar Rusak dan Satu Roboh
- Bencana Tanah Gerak Terjadi di Blitar, 35 Kepala Keluarga Terdampak Mengungsi
- Hujan Deras di Blitar Sebabkan Banjir di 5 Kecamatan, Ratusan Warga Dievakuasi ke Pengungsian
- Hujan Disertai Angin Selama 3 Jam, Puluhan Bangunan di Blitar Rusak
"Potensi berbeda dengan prediksi. Kalau prediksi sudah ada hitung-hitunganya. Jadi urutannya potensi dulu, baru ada prediksi, kemudian rawan dan sebagainya. Jadi kalau masih potensi tidak ada yang perlu ditakuti. Karena nanti kalau ada informasi lebih lanjut pasti akan disampaikan oleh BPBD," ungkap Heru Irawan, Rabu (31/7/2019).
Heru menambahkan, Kabupaten Blitar sendiri memiliki garis pantai sepanjang 45 kilometer yang melintasi 13 desa di 4 kecamatan. Namun dari 13 desa ini hanya ada 5 desa yang berpotensi terdampak bencana karena terdapat aktivitas penduduk baik nelayan maupun sering dikunjungi wisatawan.
Di antaranya Pantai Jolosutro, Desa Ringinrejo, Kecamatan Wates. Pantai Serang, Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo. Pantai Tambakrejo, Desa Tambak, Kecamatan Wonotirto. Pantai Pasur, Desa Bululawang, dan Pantai Pangi, Desa Tumpakkepuh, Kecamatan Bakung.
"Meski begitu masyarakat tidak perlu resah dan khawatir cukup diketahui saja. Masyarakat diharapkan cukup melakukan mitigasi untuk mengurangi risiko bencana. Dan mengenali potensi yang ada di wilayah masing-masing," imbuhnya.