MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus mendorong terwujudnya kemampuan kemandirian pesantren di Jawa Timur. Upaya tersebut dilakukan dengan menerapkan investasi berdampak (Impact Investing) melalui program One Pesantren One Product (OPOP) yang tujuan akhirnya memberi manfaat pada santri dan masyarakat sekitar pesantren.
“Hari ini, salah satu yang memang sangat menjadi harapan dari berbagai pihak adalah kemandirian dari pesantren,” ujar Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak saat menjadi narasumber Seminar Nasional bertema Manajemen dan Pemberdayaan Pesantren di Institut KH. Abd. Chalim Jl. Tirtowening Km 17 Desa Bendunganjati, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Kamis (25/7) malam.
BACA JUGA:
- Safari Ramadhan di Madiun, Pj. Gubernur Adhy Bagikan Zakat Produktif, Tali Asih, dan Santunan Yatim
- Nuzulul Quran, Pj Gubernur Jatim Ajak ASN-Masyarakat Giatkan Tadarus dan Cinta Quran
- Di Sidang Paripurna Raperda RUED, Pj Gubernur Jatim Sebut Potensi EBT Capai 188.410 MW
- Stop Buang Air Besar Sembarangan, Pj Gubernur Jatim Ajak 8 Daerah Teken Komitmen Bersama
Lebih lanjut Emil Dardak menjelaskan, untuk mampu mewujudkan kemandirian pesantren terdapat beberapa unsur yang harus dilibatkan. Antara lain, masyarakat dan pemerintah yang peduli terhadap keberadaan pesantren, serta kemampuan pesantren untuk mendorong kemandiriannya mengelola unit usaha produktif.
Untuk mewujudkan keinginan tersebut, Pemprov Jatim sedang mengupayakan program OPOP dengan cara memetakan grand design.
Pemetaan tersebut sedang dirancang Dinas Koperasi dan UKM, UNUSA, ITS, dan Dewan Usaha Kecil Internasional atau International Council for Small Bussiness (ICSB).
Emil Dardak berharap pesantren mampu memainkan perannya sebagai pembuat barang (makers), sekaligus mau mengkonsumsi produk sendiri (swadesi).