Politik Uang di Pilkades Gresik Sulit Dihindari, Cakades Berani Beri Rp 300 Ribu/Pemilih

Politik Uang di Pilkades Gresik Sulit Dihindari, Cakades Berani Beri Rp 300 Ribu/Pemilih  Suasana simulasi pilkades serentak di halaman kantor Pemkab Gresik beberapa waktu lalu. foto: SYUHUD/ BANGSAONLINE

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Upaya DPRD dan Aparatur Penegak Hukum (APH) di Kabupaten Gresik mencegah praktik politik uang pada pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak di 265 desa pada 31 Juli mendatang, tampaknya bakal sulit.

Berdasarkan info yang dihimpun, saat ini calon kepala desa (cakades) berani jor-joran (berlomba-lomba) untuk menarik pemilih. Bahkan, ada cakades yang berani memberi uang Rp 300 ribu per pemilih. Hal ini sebagaimana pengakuan salah satu tim sukses cakades kepada BANGSAONLINE.com.

Data yang dihimpun BANGSAONLINE.com, cakades yang terbilang nekat itu kebanyakan berada di wilayah Kecamatan Benjeng dan Kedamean.

"Ya, paman saya yang maju di Pilkades serentak sudah menyiapkan (money politic, Red) Rp 300 ribu per pemilih. Kemarin kita sudah kasihkan uang muka tanda jadi Rp 100 ribu per pemilih, sisanya menyusul," ujar salah satu tim sukses cakades di wilayah Kecamatan Benjeng kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (5/7).

Ia mengungkapkan, di desanya ada sekitar 2500 warga yang memiliki hak pilih. Untuk bisa meraih kemenangan, ia terang-terangan berusaha 'membeli' suara 1.500 pemilih melalui praktik money politic tersebut.

"Kami sudah siapkan tambak untuk dijual untuk modal beli biting (pemilih, Red)," ungkap dia.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO