Tafsir Al-Isra' 49-51: Logika Kafir, Logika Telor-Ayam

Tafsir Al-Isra Ilustrasi

atau menjadi makhluk yang besar (yang tidak mungkin hidup kembali) menurut pikiranmu.” Maka mereka akan bertanya, “Siapa yang akan menghidupkan kami kembali?” Katakanlah, “Yang telah menciptakan kamu pertama kali.” Lalu mereka akan menggeleng-gelengkan kepalanya kepadamu dan berkata, “Kapan (Kiamat) itu (akan terjadi)?” Katakanlah, “Barang kali waktunya sudah dekat,”

TAFSIR AKTUAL:

Perdebatan klise tapi dimaklumi, yaitu tentang: dulu mana ayam dan telor? Dijawab yang mana saja pasti benar, sekaligus terbantah. Dijawab ayam lebih dulu, pasti akan digugat, "ayam lahir dari mana?". Dijawab telor lebih dahulu, juga dipertanyakan, "telor keluar dari mana?"

Begitulah jika perdebatan berkutat pada lingkar rasional dan berangkat dari sama-sama ada tanpa bacaan filosofis, apa di balik yang terlihat. Tapi jika mereka mau masuk ke lingkar keimanan, maka pertanyaan akan berubah menjadi: "Lalu, siapa yang menciptakan ayam dan telor?"

Dengan pertanyaan ini, akan ditemukan siapa yang paling dahulu di antara yang dahulu, sekaligus ditemukan siapa yang mencipta ayam dan telor. Orang yang hanya pakai akal dan tak beranjak dari yang dia lihat, akan linglung di putaran itu dan tidak akan menemukan jawaban pasti, kecuali merujuk teori ashalah. Yaitu teori yang mengatakan, bahwa asal-muasal suatu benda itu adalah induknya.

Jadi, manusia ada dulu baru punya anak, nabi Adam dan ibu Hawa dulu, baru punya anak, ayam dulu baru bertelor. Jika tidak pakai teori al-ashalah, maka debat kusir terus ramai tanpa akhir. Mencari jawaban tentang siapa yang mencipta pertama kali, orang beriman pasti cepat menemukan jawaban: "Dialah Tuhan Allah SWT, al-Qadim dan al-Khaliq." "quli alladzii fatharakum awwala marrah".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO