Tangkal Banjir Hoaks, RMI NU-Kominfo RI Gelar Ngaji Medsos di Pesantren

Tangkal Banjir Hoaks, RMI NU-Kominfo RI Gelar Ngaji Medsos di Pesantren TABUH REBANA: Staf Ahli Kominfo RI, Prof Dr Henri Subiakto membuka Forum Diskusi Milenial, di Ponpes Sabilur Rosyad, Kamis (4/4). foto: MUSTAIN/ BANGSAONLINE

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Pengurus Pusat Rabhitah Ma’ahid al-Islamiyah Nahdlatul Ulama (PP RMI NU) berupaya menangkal banjir hoaks (berita bohong). Itu dilakukan dengan menggelar Pelatihan Medsos di Pondok Pesantren (Ponpes) Sabilur Rosyad, Jl Hang Tuah, Sidokumpul, Sidoarjo, Kamis (4/4).

Ngaji Medsos dikemas berupa Forum Diskusi Milenial “Merajut dan Memperkokoh Nilai-Nilai Kebangsaan dan Keagamaan". Kegiatan ini bekerja sama dengan Kementerian Kominfo RI. Selain santri, peserta juga dari pelajar IPNU dan IPPNU.

Ketua PP RMI NU, KH Abdul Ghaffar Rozin menjelaskan, pelatihan ini dilatarbelakangi keprihatinan terhadap tingkat hoaks yang semakin membahayakan. Juga keprihatinan terhadap konten-konten internet berkaitan dengan ajaran Islam Rahmatan lil Alamin sangat kurang.

Dengan pelatihan ini, harapannya para santri bisa membedakan antara berita hoaks dan tidak. Selain itu, bisa merespons berita-berita hoaks yang masuk. “Dan ketiga, harapannya mereka bisa memperkaya konten-konten keislaman di internet,” bebernya.

KH Abdul Ghaffar Rozin yang juga Staf Khusus Presiden bidang Keagamaan Domestik ini menambahkan, pelatihan serupa juga telah digelar di Ponpes Al Barokah, Klaten Jateng dan Ponpes Al Falah, Bandung Jawa Barat. Pesertanya ratusan santri.

Sementara itu, Staf Ahli bidang Hukum Kementerian Kominfo RI, Prof Dr Henri Subiakto menyatakan, persoalan bangsa banyak sekali di era digital. Konten-konten negatif banyak. “Radikalisme juga muncul di medsos kita, mempengaruhi banyak orang,” cetusnya.

Karena itu, pemerintah mengajak ormas yang punya komitmen nasionalisme, terutama NU, melakukan literasi kepada masyarakat, khususnya kalangan pesantren. “Supaya mereka menjadi bibit-bibit yang bisa ikut menyebarkan nilai-nilai nasionalisme di digital, termasuk menolak berita hoaks,” harapnya.

Kata Prof Henri, dengan bersama-sama warga Nahdliyin, gaung dan penyebarannya bisa bagus, karena pesantren ada dimana-mana. Termasuk karena santri juga aktif di media sosial dan kita gandengkan dengan medsos milik NU.

Saat sambutan, Pengasuh Ponpes Sabilul Rosyad KH Amiruddin Mu’id mendukung kegiatan pelatihan selama dua hari tersebut. Hal ini demi kepentingan bangsa dan negara. Dia pun berharap hubungan antara yang di pusat dengan di daerah tetap erat. (sta/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO