MADIUN, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menegur Pemkot Surabaya saat acara HUT Satpol PP ke 69, Pemadam Kebakaran ke 100 dan Satlinmas ke 57 yang berlangsung di Alun-Alun Caruban Kabupaten Madiun, Kamis (28/3).
Pasalnya, dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur hanya kota yang dipimpin Wali Kota Tri Rismaharini saja yang tidak mengirimkan kontingennya untuk berpartisipasi dalam rangkaian acara HUT tiga elemen penting penjaga ketertiban masyarakat tersebut.
BACA JUGA:
- Raih SPM Awards 2024, Adhy Karyono: Jadi Motivasi dan Cambuk bagi Pemprov Jatim
- Jelang Hari Otoda XXVIII, Satpol PP Surabaya Perketat Keamanan dengan Terjunkan 3 Tim
- Hadiri Rakornas PB 2024, Adhy Karyono: Indeks Risiko Bencana di Jawa Timur Terus Turun
- Maksimalkan Pelayanan, Pj Gubernur Jatim Resmikan Layanan Hematologi Onkologi Anak RSUD dr Soetomo
Padahal menurut Khofifah, ini termasuk momen penting untuk bisa memberikan penguatan perekat kebersamaan dan persatuan antar pemerintah daerah.
"Saya berterima kasih perwakilan Forkopimda hadir di sini. Ada sebanyak 37 kabupaten kota mengirimkan timnya. Mengapa 37? Karena ada satu yang berhalangan mengirimkan kontingennya yaitu Kota Surabaya," tegas Khofifah.
Dari defile kontingen yang masuk dalam rangkaian acara tersebut, Khofifah mengatakan tidak ada rombongan kontingen dari Surabaya. Ia berharap lain kali Kota Surabaya bisa ikut berpartisipasi dan kontribusi dalam acara-acara semacam ini.
"Kenapa menurut saya ini penting? Karena ini bagian dari perekat kebersamaan kita, perekat persatuan kita dan bagaimana kita bisa menjaga diantara seluruh elemen di Jawa Timur termasuk Pemerintah Daerahnya itu bisa guyub rukun," tutur Khofifah.
Lebih lanjut, mantan Menteri Sosial RI yang pagi itu menjadi inspektur upacara dan lengkap mengenakan seragam Satpol PP itu menekankan bahwa hari ini Satpol PP menghadapi tantangan yang cukup berat di era digital IT.
Saat ini sudah ramai terkonfirmasi bahwa betapa merebaknya fitnah, hoaks, ujaran kebencian, yang berpotensi mengganggu dan memecah belah integritas bangsa.