Tak Ada Solusi, Saluran Limbah PT Sea Master Ditutup Paksa Warga Beji Pasuruan

Tak Ada Solusi, Saluran Limbah PT Sea Master Ditutup Paksa Warga Beji Pasuruan Puluhan warga saat menutup saluran limbah bermasalah milik PT Sea Master.

PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Setelah tidak ada solusi dari perusahaan terkait saluran limbah pabrik pengolah ikan di Desa Wonokoyo, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, akhirnya ditutup paksa oleh warga bersama puluhan pemuda GP Ansor GP Bangil, Kamis (21/2). Pihak perusahaan dinilai tak merespon keresahan warga sehingga aksi dilakukan.

Dengan mengusung sak berisi bahan material bangunan, puluhan warga berbondong-bondong menuju saluran pembuangan limbah pabrik diperkirakan milik PT Sea Master.

Tak mencoba berlama-lama, langsung saja saluran berdiameter sekitar 40 cm itu ditutup dengan sak yang dibawa warga sebelumnya. Tak hanya itu, saluran itu kemudian diurug dengan adonan pasir dan semen dicampur dengan batu.

Aksi berlangsung tanpa ada halangan berarti. Sejumlah orang diperkirakan dari pihak perusahaan sempat datang dan mencoba menghentikan aksi tutup paksa saluran limbah itu. Namun, warga dengan cukup simpatik meminta mereka menyingkir dari lokasi aksi tutup saluran limbah pabrik pengolah ikan tersebut.

Usai menutup saluran limbah, warga kemudian menuju sebuah tenda dan melanjutkan aksi dengan menggelar istighosah bersama.

Terungkap kemudian, saluran limbah itu disebut warga ilegal. Keberadaannya tak memenuhi ketentuan, karena dikatakan memotong langsung jalur pembuangan, hingga diduga limbah yang dibuang tanpa melalui sistem IPAL.

“Kami temukan dua mingguan lalu. Sea Master bypass saluran limbahnya. Sudah kami laporkan ke DLH dan DLH sudah meminta untuk ditutup. Ternyata perusahaan masih cengkal (tak menghiraukan laporan),” ujar Sa'ad Muafi atau Gus Afi, mewakili warga.

Sementara, menyikapi sikap keras warga kali ini, pihak manajemen disebut-sebut bakal membuka ruang dialog. Namun demikian, tidak diketahui secara pasti bagaimana atau kapan dilakukan dialog, untuk menghindari kemungkinan konflik lebih jauh antara perusahaan dengan warga. (afa/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO