Banjir dan Longsor di Pacitan Bukan karena Minimnya Vegetasi Hutan

Banjir dan Longsor di Pacitan Bukan karena Minimnya Vegetasi Hutan Fenomena musibah longsor dan banjir di Pacitan.

Banjir dan Longsor di Pacitan Bukan karena Minimnya Vegetasi Hutan

PACITAN, BANGSAONLINE.com - Banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di wilayah Kecamatan Kebonagung serta Arjosari, Kabupaten Pacitan pekan lalu, tak bisa serta merta diklaim sebagai dampak penggundulan hutan secara besar-besaran. Banyak faktor penyebab, sehingga banjir dan longsor tak bisa dielakkan lagi saat curah hujan mengguyur dengan intensitas tinggi.

Kepala UPT Pengelolaan Hutan Wilayah (PHW) Wilayah I di Pacitan Wardoyo menegaskan, banyak faktor penyebab munculnya bencana alam di Pacitan. Bisa karena vegetasi hutan, kondisi geografis wilayah, serta normalisasi sungai yang belum sempurna. Namun kalau soal penggundulan hutan, Wardoyo sedikit membantah.

"Sebab vegetasi di kawasan itu masih cukup tinggi. Jumlah tegakan masih sangat rapat. Hampir di atas 30 persen lebih. Kalau soal ada penambangan, memang benar. Akan tetapi petani tidak akan mungkin menghabiskan tanaman kayu miliknya dalam satu waktu penebangan," ungkapnya, Selasa (18/12).

Menurut Wardoyo, hampir mayoritas tanah di Kebonagung berupa bebatuan. Selain itu, kontur tanah di situ juga mudah retak. Sehingga saat tersiram air hujan, lekatan tanah akan cepat terlepas, sehingga mudah larut terbawa arus air. Begitu pun dengan bebatuan. Selain itu, tak sedikit para petani yang seharusnya tidak memanfaatkan lahan lereng untuk bercocok tanam. Namun mereka nekat menggarap untuk tanaman semusim.

"Selain itu juga, sub DAS sungai di Jelok berbentuk bulat. Ini juga menjadi pemicu terjadinya banjir. Sebab dalam intensitas tertentu, debit air sungai akan lebih cepat bertambah yang akhirnya meluber," bebernya.

Wardoyo juga sedikit memberikan ulasan soal bencana longsor di Sidomulyo yang menelan empat korban jiwa. Secara teknis, bangunan rumah korban memang berada di lereng tebing dengan kemiringan cukup tajam.

"Hal ini yang menjadi pemicu aliran air bergerak cukup cepat. Ditambah kondisi tanah yang labil, tentu mengakibatkan material tanah cepat melorot hingga meluluh lantakkan bangunan rumah," tutur Wardoyo.

Dengan sekilas penjelasan itu, Wardoyo dapat menyimpulkan, tingkat vegetasi hutan bukanlah menjadi penyebab utama terjadinya musibah banjir dan longsor di Kecamatan Kebonagung. Namun lebih disebabkan faktor-faktor pendukung lainnya. (yun/rd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO