SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Kali Porong merupakan percabangan dari Kali Brantas yang berhulu dari Mojokerto, mengalir dan bermuara ke timur ke selat Jawa. Sejak munculnya semburan lumpur Sidoarjo, pemerintah telah menetapkan Kali Porong sebagai pembuangan lumpur Sidoarjo untuk selanjutnya dibuang menuju ke laut.
Namun hal tersebut ternyata membawa dampak lingkungan yang kini dirasakan oleh warga sekitar Kali Porong. Di antaranya yakni buruknya air pada tambak-tambak warga dan yang kini tengah terjadi yakni pendangkalan Kali Porong dikarenakan sedimentasi lumpur yang cukup tebal sehingga mengganggu aliran air di kali Porong. Warga di sekitar bantaran Kali Porong saat ini merasa khawatir mengingat sebentar lagi akan memasuki musim penghujan.
BACA JUGA:
- Dampingi Gubernur Bersih-Bersih Sungai Avour, Kepala DLH Jatim Apresiasi Partisipasi Masyarakat
- Resik-Resik Sungai Avour, Gubernur Khofifah Ajak Daerah Lain Keruk Sungai Jelang Musim Hujan
- 17 Tahun Lumpur Lapindo, Korban Berharap Ada Bacapres yang Komitmen Membantu
- Tempat Wisata di Sidoarjo, Cocok untuk Mancing dan Berlibur
Mursid, salah satu warga Desa Permisan, Kecamatan Jabon merasa khawatir karena letak desanya berbatasan langsung dengan Kali Porong. Dirinya bersama warga yang lain takut jika nanti air kali Porong sedang tinggi volumenya, air akan meluap dan menggenangi desanya.
"Melihat secara langsung kondisi Kali Porong seperti ini, warga sekitar bantaran khusus di Kecamatan Jabon dan Porong khawatir," kata Mursid (32) warga Desa Permisan Kecamatan Jabon Sidoarjo, Rabu (17/10).
Mursid mengaku, sebelum Kali Porong ini dijadikan tempat pembuangan semburan lumpur Sidoarjo, kondisi airnya sangat jernih dan bisa dibuat mandi warga sekitar saat musim kemarau seperti ini. Namun saat ini kondisi airnya tidak layak, bahkan sangat keruh sekali.
"Dengan kondisi sekarang yang mengalami pendangkalan seperti ini, pada saat musim penghujan, dikawatirkan airnya meluber," ungkap Mursid.