Bakso dan Mie Ayam Pelangi Ini sedang Hits di Bojonegoro, Pewarnanya Alami dari Sayuran

Bakso dan Mie Ayam Pelangi Ini sedang Hits di Bojonegoro, Pewarnanya Alami dari Sayuran WARNA-WARNI: Pentol dan mie yang digunakan beraneka warna.

BOJONEGORO - Bakso dan mie ayam merupakan makanan legendaris yang tidak akan lekang oleh waktu. Makanan ini selalu digemari penikmatnya, apalagi dengan menu atau varian terbaru, dapat memikat para penikmat kuliner.

Seperti warung Pita Pitu, E di jalan Jaksa Agung Suprapto, nomor 20 Kota Bojonegoro ini. Pemilik warung, Eva Embun, membuat inovasi makanan bakso dan mie ayam unik dan berbeda dengan bakso mie dan ayam pada umumnya.

Bahkan tidak tanggung-tanggung, di warungnya yang sederhana itu terdapat 33 varian bakso dengan beraneka ragam nama, mulai bakso pelangi, selimut manja, belahan jiwa, bakso pelakor, hingga bakso bojo galak.

Sedangkan mie ayamnya ada 9 varian nama dan rasa berbeda, mulai mie ayam pelangi yang sedang hits, mie perahu cinta, mie ayam vulgar, mie ayam iga kepo, mie ayam sayap-sayap cinta, dan mie ayam ceker.

"Yang paling hits dan banyak dicari pelanggan adalah mie ayam pelangi dan bakso pelangi. Tetapi varian lainnya juga digemari pelanggan kok," kata Eva saat ditemui di warungnya, Minggu siang (07/10/18).

Dia menjelaskan, pembuatan mie dan bakso pelangi itu tidak menggunakan bahan pewarna makanan ataupun zat pewarna lainnya yang membahayakan kesehatan. Melainkan menggunakan pewarna manual yang terbuat dari buah-buahan dan sayuran, sehingga aman dikonsumsi dan tentunya menyehatkan.

"Warna hijau kami buat dari daun sawi dan bayam, kemudian warna merah dari buah naga, dan warna orange pakai sayuran wortel. Jadi benar-benar alami dan menyehatkan," tuturnya.

Ide pembuatan mie dan bakso pelangi serta beberapa varian menu di warungnya tersebut bermula atas keprihatinannya terhadap anak-anak yang saat ini mulai tidak suka mengkonsumsi sayuran. Akhirnya dia mengolah dan memadukan bahan dasar tepung, telur, dan sayuran menjadi sebuah makanan bakso dan mie ayam.

"Awalnya memang pangsa pasar kami anak-anak dan para remaja, namun seiring berjalannya waktu orang dewasa pun suka menikmati menu-menu kami. Untuk mie ayam pelangi sehari habis antara 30 sampak 50 porsi, mulai pembeli dari lokal Bojonegoro, Blora Jateng, Lamongan dan terjauh dari Kalimantan," terang Eva.

Dengan memanfaatkan media sosial Facebook, YouTube, Instagram dan aplikasi lainnya, Eva memasarkan makanan olahannya. Dalam sehari, tak kurang sebanyak 200 orang pengunjung datang ke warungnya. Omzetnya pun setiap bulan mencapai Rp 3 hingga Rp 5 juta rupiah.

"Kami akan terus melakukan inovasi mengikuti perkembangan zaman. Karena saat ini yang paling aneh dan hits itulah yang diburu orang, termasuk makanan," tambahnya.

Salah satu penikmat kuliner asal Kecamatan Kanor, Bojonegoro, Heni mengatakan, dia mengunjungi warung tersebut karena penasaran dengan nama mie pelangi yang sedang hits di Bojonegoro ini.

Setelah mencicipi mie ayam pelangi, Heni merasa puas. Baik rasa maupun porsinya. "Mienya unik dan porsinya lebih banyak. Selain itu topingnya juga unik. Saya tahu mie ayam pelangi ini dari media sosial kemudian penasaran dan datang langsung," ucapnya. (nur/rev)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO